Kamis, 18 April 2024
spot_img
spot_img
BerandaBeritaHUT ke-49 PDI Perjuangan, Megawati Ingatkan Kader PDI Semangat Bagaikan Api Nan...

HUT ke-49 PDI Perjuangan, Megawati Ingatkan Kader PDI Semangat Bagaikan Api Nan Tak Kunjung Padam

spot_img

Jakarta-Ketua Umum PDI Perjuangan, Megawati Soekarnoputri, menyampaikan pidato politik di HUT ke-49 PDI Perjuangan dari rumahnya di Jalan Teuku Umar, Senin (10/1/2022). Megawati pada saat berpidato banyak mengungkapkan perenungan perjalanan partainya.

“Sebenarnya cukup lama  saya melakukan perenungan diri. Hati saya sering mengembara ke masa lalu melihat situasional saat ini dan terus menerus berdialektika berimajinasi dengan massa depan,” ujarnya.

Dalam perenungan itu, Megawati meneruskan, merasakan betapa rekam jejak sejarah PDI Perjuangan begitu diwarnai oleh semangat pantang menyerah. 

“Suatu semangat bagaikan api nan tak kunjung padam. Suatu energi yang digerakan oleh daya imajinasi dan cita-cita masa depan bangsa. Yang hingga saat ini terus-terus kita perjuangkan,” sambungnya lagi.

Lantas, ia pun menyampaikan sejarah PDI Perjuangan sangatlah panjang. Presiden kelima Indonesia itu menyebut dari PDI ke PDI Perjuangan.

“Tentu dimulai dari PNI (Partai Nasional Indonesia) yang didirkan oleh Bung Karno lahirnya PDI pada 10 Januari 1973. Karena dilakukan fusi dari 5 partai pada waktu itu. Hingga berbagai peristiwa politik yang oleh kehendak rakyat akhirnya melahirkan PDI Perjuangan,” ungkap Megawati Soekarnoputri.

Dalam pidatonya, istri dari mendiang Taufik Kiemas ini juga mengingat-ingat massa sewaktu berjuang menjadi anggota DPR pada era Orde Baru dari PDI. Sampai akhirnya, mengganti nama partai menambah kata perjuangan.

“Waktu itu saya sangat ingat waktu namanya PDI. Saya diberitahu tidak boleh mengikuti pemilu karena masih ada persoalan. Waktu itu sepertinya ada dua PDI. Lalu saya mengkonsultasikan kepada pemerintah. Kalau saya berganti nama (partai), apa saya boleh ikut pemilu?” tutur Megawati Soekarnoputri.

“Jadi dari sisi pemerintah mengatakan boleh mengkuti pemilu. Oleh sebab itulah, saya mendeklarasikan dari PDI menjadi yang bernama PDI Perjuangan,” tambahnya lagi.

Mega Bertemu Rakyat PNI di Jawa Tengah

Megawati ketika berjuang menjadi anggota DPR diturunkan PDI ke Jawa Tengah saat itu. Situasi kondisi di sana sama sekali Megawati tidak ketahui.

“Apa yang akan saya lihat dan apa yang akan saya hadapi. Ketika mulai bertemu masyarakat atau rakyat pada waktu itu jangan berpikir seperti keadaan sekarang. Banyak orang yang melihat saya dan saya tau. Mereka punya rasa antara takut dan ingin bertemu,” ungkapnya.

“Karena kita tahu pada waktu itu seperti apa keadaan. Saya sendiri sudah mulai dapat merasakan bahwa saya sangat berat. Dan saya akan bisa mendapatkan diri saya sebagai anggota DPR apa tidak? Kalau hanya untuk bertemu orang saja itu sulit sekali,” tambahnya lagi.

Tetapi pada waktu itu, Megawati menjelaskan dapat merasakan dari kumpulan masyarakat atau rakyat banyak di antara mereka yang melihatnya dengan mata bersinar. 

“Saya dekati mereka dan saya bersalaman dengan mereka mau. Dan saya lega, oh mereka tidak takut kepada saya,” ujarnya agak senyum-senyum mengingat situasi berjuang kala menjadi anggota DPR di Jawa Tengah.

Selain itu, Megawati juga membagikan pengalaman saat bertemu dengan masyarakat atau rakyat yang kebanyakan laki-laki menyatakan sebagai orang PNI sebagaimana mengingat Bung Karno. Juga memastikan Megawati adalah putri dari Bung Karno.

Kulo meniko PNI ibu dengan Bahasa Jawa. Saya ini PNI ibu. Jantung saya berdegup-degup,” ungkapnya. 

Lalu, rakyat yang kebanyakan menyatakan sebagai orang PNI itu kembali bertanya kepada Megawati Soekarnoputri anak dari Bung Karno.

“Betulkah ibu adalah putrinya Bung Karno?” Saya Megawati Soekarnoputri putrinya Bung Karno. Mereka mengatakan teruskan jeng Mega,” ujarnya lagi membagikan pengalaman saat bertemu rakyat yang banyak mendukungnya saat terjun ke politik praktis.

Jatah Lapangan untuk Kampanye Kecil

Ketua Umum PDI Perjangan ini juga berbagi kisah sewaktu PDI mendapat jatah lapangan yang kecil atau tidak luas ketika menggelar kampanye di Pemilu. Selain itu, PDI mendapat stigma sebagai partai kecil dan medioker pada era Orde Baru.

“Karena dianggap PDI itu kecil. Dibilang partai wong cilik partai sandal jepit. Jumlah anggota DPR PDI hanya 28 anggota waktu itu.” ungkapnya.

“Setelah itu, kami tidak diberikan lagi lapangan yang kecil-kecil. Waktu itu anggota DPR dari PDI naik 100% menjadi 54 anggota DPR,” tambahnya lagi.

Dalam pidato HUT ke-49 PDI Perjuangan, Megawati kembali mengingatkan kepada seluruh kader PDI Perjuangan se-Indonesia. Bahwa berbagai romantika, dinamika, dan dialektika perjuangan tersebut menjadikan PDI Perjuangan sebagai partai yang berdiri kokoh karena tempaan sejarah. 

“Nilai-nilai perjuangan inilah yang terus, kita renungkan sembari selalu melakukan kritik otokritik agar jangan lupa kehendak rakyatlah menjadi pegangan,” imbaunya kepada kader PDI Perjuangan. (Bram)

spot_img
- Advertisment -spot_img

TERPOPULER

KOMENTAR TERBARU