Jumat, 22 September 2023
spot_img
spot_img
BerandaSosokTerapkan Prinsip "Di Mana Bumi Dipijak, Di Situ Langit Dijunjung", Hamdi Hasibuan...

Terapkan Prinsip “Di Mana Bumi Dipijak, Di Situ Langit Dijunjung”, Hamdi Hasibuan Jadi Bangga Sebagai Petugas Lapas

spot_img

SELAIN kemampuan spesifik yang berhubungan dengan pekerjaan (hard skill), ternyata yang jauh lebih penting untuk menunjang kesuksesan adalah kemampuan komunikasi, karakteristik serta kecerdasan sosial yang melekat (soft skill). Meskipun keduanya dapat berkembang seiring perjalanan waktu, namun orang yang memiliki soft skill lebih baik dinilai lebih mampu beradaptasi dan mengatasi masalah yang ditemui selama bekerja.

Kemampuan ini sejalan dengan pedoman yang diemban Kepala Lembaga Pembinaan Khusus Anak (LPKA) Kelas I Palembang, Hamdi Hasibuan, S.T., S.H., M.Hum yakni Di mana bumi dipijak di situ langit dijunjung. Tidak heran pria kelahiran Medan, 14 Jul 1979 ini kini telah sukses melalui titian karir yang dirintis selama 12 tahun lamanya.

Sebelum mengawali karir, Hamdi menempuh pendidikan Politeknik Universitas Sumatera Utara (USU) jurusan Teknik Sipil untuk jenjang D3. Ia kemudian melanjutkan meraih gelar sarjana di Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara (UMSU) untuk jurusan yang sama. Merasa harus meningkatkan kapabilitas dirinya sesuai jabatan, Hamdi lantas kembali ke bangku kuliah Universitas Dharmawangsa untuk mendapatkan gelar sarjana hukum. Setelah lulus ia pun meneruskan gelar master (S2) ilmu hukum di USU.

Mengenai karir, Hamdi memulai dengan mendaftar di Departemen Kehakiman. Setelah lulus, dirinya ditempatkan di Lapas Kelas IIA Anak Medan sebagai petugas jaga. Hamdi mengaku sempat tidak kerasan dengan pekerjaannya kala itu. Masalahnya dasar pendidikan yang ia miliki sebagai sarjana teknik sipil kurang sesuai dengan petugas jaga Lapas.

“Saya kerja sambil kuliah ngambil S1 Hukum di Universitas Dharmawangsa. Setelah hampir 3 tahun menjadi petugas jaga saya ditarik menjadi staff Bimkemas, lalu saya ikut Penyesuaian Ijazah dan naik pangkat dari II/a menjadi III/a. Saya juga ikut Program Beasiswas S2 dari BPSDM di USU selama 2 Tahun dan selesai saya ikut penyesuaian Ijazah S2 menjadi III/b setelah setahun III/b saya mendapatkan jabatan sebagai Kasubsi Sarana Kerja Lapas Kelas II A Anak Medan,” tuturnya.

Setelah satu tahun dua bulan, Hamdi dipromosikan mejadi Kasi Bimbingan Kerja Lapas Kelas I Medan selama satu tahun. Kemudian ia mendapat promosi kembali menjadi Kasi Bimbingan Kemasyarakatan Lapas Kelas I Medan selama satu tahun sepuluh bulan. Hamdi dipindah tugaskan lagi sebagai Kasi Perawatan Napi Lapas Kelas I Medan dengan durasi satu tahun enam bulan.

Selanjutnya berturut-turut ia menempati posisi sebagai Kepala Cabang Rutan Padang Sidempuan di Sibuhuan, Kepala Lapas Kelas III Kayu Agung Sumatera Selatan, Kepala Lapas Kelas IIB Kayu Agung, Kepala Lapas Kelas IIB Panyabungan hingga kini akhirnya menjabat Kepala LPKA Kelas I Palembang.

Kepala LPKA Kelas I Palembang, Hamdi Hasibuan, S.T., S.H., M.Hum beserta istri dan anak-anaknya.

“Pada awalnya saya tidak berminat kerja di Lapas/Kemenkumham. Namun karena semangat dan mau tidak mau harus menyukai, saya memutuskan untuk menekuninya dengan baik. Pada dasarnya setiap kendala pekerjaan itu sama saja. Hanya saja saya berpegang pada prinsip ‘Di mana bumi dipijak di situ langit dijunjung’. Hingga akhirnya kini saya bangga menjadi petugas Kemenkumham dan memberikan segala kemampuan, pengabdian serta dedikasi,” paparnya.

Di balik kegigihannya menyesuaikan diri, ternyata Hamdi memiliki pengalaman menarik yang tidak mungkin dilupakan ketika beralih dari Kepala Cabrut Padang Sidempuan di Sibuhuan ke Kepala Lapas Kelas Iii Kayu Agung.

“Pikiran saya pada saat itu ‘matilah saya dikampung orang’ karena pada saat itu Kadivpas setempat sempat mengatakan bahwa Lapas tersebut merupakan tempat bandit-bandit besar jadi harus hati-hati dan bertugas dengan baik. Akan tetapi setelah saya menjalani langsung ternyata tidak seperti yang disampaikan. Saya justru merasakan teman-teman disana baik semua dan tidak ada masalah,” selorohnya.

Hamdi selalu berupaya berkomunikasi dengan petugas dan mengajak untuk bekerja sama agar tujuan-ujuan organisasi dapat berjalan dengan baik dan lancar. Sejauh ini program reguler yang ia jalankan di Lembaga Pembinaan Khusus Anak (LPKA) Kelas I Palembang meliputi Program Pembinaan Kemandirian, Program Pembinaan Keterampilan, Program Pembinaan Kerohanian dan Program Pendidikan (Formal dan Non-formal).

Beruntungnya, Hamdi memiliki keluarga yang sepenuh hati mendukung pengabdiannya bagi negara. Meski demi tanggung jawabnya, Hamdi tidak jarang urung berkumpul bersama keluarga. Sang istri dan ketika anaknya menetap di Medan, sementara dirinya bertugas di Palembang.

“Mereka sangat paham tugas saya. Jadi ketika lebaran tidak pulang mereka sudah maklum dan mereka mendukung tugas saya dengan baik dalam melaksanakan tugas. Saya tetap berkomunikasi selalu, ketika malam hari saya menghubungi melalui video call. Untuk melepas penat dan capek bekerja biasanya saya menghubungi keluarga. Jika ada waktu senggang saya yang pulang ke Medan,” tandas pria yang saat ini sedang mengikuti program Doktor di Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara. (Angelina)

spot_img
- Advertisment -spot_img

TERPOPULER

KOMENTAR TERBARU