DERETAN rintangan yang dihadapi Yuliana Novitasari tidak membuat dirinya patah arang untuk meneruskan langkahnya dalam mencapai cita-cita.
Perempuan kelahiran Karanganyar, 16 Juli 1998 ini memiliki tekad dan motivasi yang begitu tinggi. Hal tersebut demi bisa membahagiakan dan membanggakan kedua orang tuanya maupun diri sendiri.
Selain itu, mengingat dalam silsilah keluarganya Yuliana merupakan anak perempuan pertama. Maka dari itu, ia juga ingin menjadi panutan atau contoh yang baik bagi adik-adiknya.
“Banyak hal yang dapat saya jadikan motivasi dan pelajaran untuk menjadi manusia lebih baik, salah satunya doa dan dukungan orang tua yang selalu mengalir setiap saat. Selain itu adanya motivasi dari dalam diri bahwa saya merupakan anak pertama oleh karena itu saya ingin memberikan contoh yang terbaik bagi adik-adik saya nantinya,” terang Yuliana, belum lama ini.
Di tahun pertamanya selepas lulus dari jenjang Sekolah Menengah Atas (SMA), Yuliana mengungkapkan bahwa dirinya belum mendapatkan kesempatan untuk melanjutkan pendidikan di sekolah kedinasan. Dirinya akhirnya memutuskan untuk menyambung pendidikan di Universitas Diponegoro dengan mengambil program studi Ilmu Keperawatan selama 3 semester.
Pada 2018, Yuliana mencoba kesempatan dengan mengikuti sejumlah tes sekolah kedinasan. Hingga pada akhirnya ia berhasil diterima sebagai seorang taruna Politeknik Ilmu Pemasyarakatan (Poltekip) Program Studi (Prodi) Manajemen Pemasyarakatan.
Dirinya menuturkan, bahwa perjalanannya menjadi seorang taruna Poltekip tidaklah mudah. Yuliana menyebut bahwa ia harus melaksanakan kegiatan perkuliahan dan tes seleksi secara bersamaan kala itu.
Manajemen waktu yang efektif dan motivasi setinggi langit menjadi acuan bagi Yuliana, untuk dapat melewati prosesnya yang tergolong cukup menguras energi dan pikirannya kala itu.
Yuliana mengungkapkan selama rentang perjalanannya dalam meraih mimpi, seringkali ia dihadapkan oleh berbagai macam situasi yang cukup menyulitkan. Dirinya harus mengorbankan banyak waktu untuk mempersiapkan segala hal, agar mampu menjalankan berbagai tahap seleksi secara mantap.
“Saya juga belajar macam-macam SKD (Seleksi Kompetensi Dasar) dari berbagai buku dan aplikasi di HP. Saya selalu berlatih dan mencatat semua soal-soal yang tidak saya ketahui agar saya dapat memelajari ulang, kemudian untuk persiapan fisik saya menetapkan target sendiri di setiap harinya hal ini agar saya dapat melihat perkembangannya,” katanya.
Yuliana pun mengetahui bahwa rintangan dan tantangan yang akan ia hadapi saat menjalani pendidikan akan semakin berat, mengingat Poltekip merupakan lembaga akademik yang menerapkan pola pembelajaran semi militer. Hal tersebut pun terbukti, masa-masa pendidikan yang ia lalui semakin memberatkannya kala pandemi Covid-19 mulai melanda Indonesia pada Maret 2020.
Sistem pendidikan yang mulai beradaptasi menjadi fase new normal membuat Yuliana dan rekan seperjuangannya sempat mengalami kesulitan pada mulanya. Akan tetapi Yuliana berhasil melewati fase tersebut secara sukses.
Hal itu tercermin atas pencapaian gemilangnya, di mana ia berhasil lulus sebagai jebolan taruna prodi Manajemen Pemasyarakatan Poltekip terbaik di tahun 2022. Yuliana menyebut, bahwa kesuksesan yang berhasil dirinya petik merupakan buah dari doa tiada putus yang konsisten dipanjatkan oleh kedua orang tuanya untuk dirinya.
“Perasaan saya sangat bahagia setelah mengetahui bahwa saya meraih predikat salah satu terbaik di prodi saya. Rasa syukur selalu saya ucapkan kepada Allah SWT di mana tentu keberhasilan ini tidak lain merupakan jalan dari-Nya, terlebih dengan dukungan penuh dari orang tua selalu memberikan semangat kepada saya dalam menjalani pendidikan yang tidak mudah ini,” imbuhnya.
Kini, Yuliana tengah melanjutkan kariernya sebagai Pembina Keamanan Pemasyarakatan di Rutan Kelas I Surakarta. Manisnya sepak terjang kariernya yang sedang Yuliana jalani saat ini, merupakan hasil dari konsistensi prosesnya kemarin.
Rasa takut, khawatir, lelah, sedih, tawa, hingga bahagia yang selalu menyelimuti diri Yuliana terbukti mampu membentuk menjadi seorang pengabdi masyarakat terdepan yang berkompeten serta berdisiplin tinggi.
Tahun-tahun ke belakang memang tidak mudah bagi dirinya. Namun berkat setiap tahapan yang telah ia lalui dengan ikhlas dan penuh perjuangan, Yuliana sadar bahwa keberhasilannya kini sebanding dengan apa yang telah dirinya korbankan selama ini.
“Nikmati prosesnya karena setiap tahap yang kita lalui akan memberikan pelajaran dan manfaat bagi kita semua untuk menjadi manusia yang lebih baik. Setiap manusia pasti berproses, oleh karena itu jangan mudah menyerah,” pungkas Yuliana. (Fajri)