Jakarta-Tahun Baru Imlek 2573 Kongzili pada Selasa 1 Februari 2022 ini, memiliki beragam makna bagi Warga Binaan Pemasyarakatan atau narapidana pemeluk agama Konghucu di Indonesia. Pasalnya, sebanyak 69 Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP) pemeluk agama Konghucu tersebar di seluruh Indonesia. Sebanyak 25 WBP Konghucu menerima Remisi Khusus Imlek 2022 melalui Direktorat Jenderal Pemasyarakatan.
Direktur Jenderal Pemasyarakatan, Reynhard Silitonga, memerinci sebanyak 25 narapidana penerima Remisi Khusus (RK) Imlek 2022 tersebut seluruhnya menerima RK I atau pengurangan sebagian.
“Yaitu, sebanyak 3 orang mendapatkan pengurangan hukuman 15 hari, 13 orang mendapat pengurangan hukuman 1 bulan, 7 orang mendapat pengurangan hukuman 1 bulan 15 hari. Kemudian sebanyak 2 orang mendapatkan pengurangan hukuman 2 bulan,” ungkapnya, Selasa (1/2/2022).
Selain itu, usulan remisi berasal dari berbagai wilayah di Indonesia. Yaitu dengan optimalisasi penggunaan teknologi informasi, yakni dilakukan secara online berdasarkan Sistem Database Pemasyarakatan atau SDP.
“Dengan adanya Remisi online melalui SDP, prosesnya menjadi lebih cepat, murah, akurat, dan transparan. Hak narapidana terjamin, akuntabilitas dan integritas petugas terjaga,” ucap Reynhard Silitonga menjelaskan.
Direktur Jenderal Pemasyarakatan itu menambahkan, bahwa pemberian Remisi merupakan apresiasi negara kepada narapidana yang berusaha menunjukkan perubahan perilaku lebih baik.
Remisi bukan sekadar pengurangan masa pidana. Namun, agar meningkatkan keimanan dan motivasi narapidana menjadi lebih baik lagi.
“Selamat kepada seluruh narapidana yang merayakan Imlek dan mendapat RK Imlek Tahun 2022. Bagi yang belum mendapat Remisi agar bersabar dan terus perbaiki diri agar pada kesempatan berikutnya mendapat hal yang sama,” ucap Reynhard Silitonga kepada WBP penerima Remisi Khusus Imlek 2022. (Rio)
