Perempuan mencapai jenjang pendidikan tinggi bukan lagi menjadi hal yang aneh. Cita-cita sebagai wanita karir pun sudah jadi hal yang lazim bagi perempuan belakangan ini. Meskipun untuk meraih hal tersebut kerap dihadapkan pada pilihan prioritas antara keluarga atau pekerjaan. Faktanya, wanita yang berkarir acapkali sulit membagi waktu antara dua kewajiban utamanya tersebut. Di sisi lain, tuntutan pekerjaan dan tanggung jawab sebagai seorang ibu untuk mengurus keluarga seringkali justru membuat lelah dan kewalahan dalam menentukan skala prioritas.
Namun lain halnya dengan Mentari, Pelaksana pada Subdit Visa, Direktorat Lalu Lintas Keimigrasian. Ayi, begitu dirinya akrab disapa ini terbilang cukup apik dalam memetakan skala prioritas dalam hidupnya. Peran sebagai istri,Ibu dari dua anak sekaligus Pelaksana pada Subdit Visa, Direktorat Lalu Lintas Keimigrasian bisa dijalankannya dengan baik. Baginya kedua hal tersebut adalah prioritas. Baik keluarga maupun profesi saat ini adalah impian yang memang ingin dimiliknya.
“Cita-cita saya memang ingin menjadi seorang wanita karir. Wanita pekerja yang memiliki penghasilan sendiri, dan ternyata Tuhan memberikan jalan dengan menjadi seorang ASN. Sejauh ini saya sangat enjoy dalam menjalaninya karena lingkungan pekerjaan yang kondusif, mendukung saya dalam melaksanakan tugas sehari-hari tanpa perbedaan perlakukan antara laki laki dan perempuan,” ujar perempuan kelahiran Palembang pada 22 agustus 1992.
Dalam bekerja, Ayi bertanggung jawab melakukan pemeriksaan terhadap permohonan persetujuan visa bagi warga Negara asing (WNA) yang akan memasuki wilayah Indonesia. Dirinya bertugas melakukan pengecekan kelengkapan dokumen serta latar belakang WNA tersebut. Merasa memiliki pekerjaan yang diingininya, tentunya Avi selalu bersemangat dalam memberikan pelayanan keimigrasian. Tak pelak ia merasa mendapatkan banyak pengalaman mengesankan selama bertugas.
“Menyenangkan saat saya bisa melakukan perjalanan dinas ke luar kota. Saya merasa mendapatkan kesempatan untuk refresh pikiran dan pengetahuan yang tidak bisa didapat di balik layar komputer. Selain itu, beberapa kali terlibat dalam kegiatan Direktorat Jenderal Imigrasi juga memberikan pelajaran ilmu teknis maupun non teknis, seperti misalnya bisa lebih bersosialisasi dan mengenal banyak orang,” paparnnya.
Namun segala pengalaman tersebut tak melupakan perannya sebagai istri dan ibu dalam keluarga. Dirinya mengaku punya strategi dalam membagi waktu agak kedua hal tersebut bisa berjalan beriringan. Di luar jam kerja, Ayi fokus menghabiskan waktu bersama keluarga. Entah itu melakukan aktivitas bepergian ke arena bermain anak, taman kota, atau sekedar makan bersama.
“Saya tidak kesulitan dalam membagi waktu antara pekerjaan dan keluarga. kebetulan pasangan saya juga seorang ASN yang bertugas di Kantor Imigrasi Kelas 1 Khusus Jakarta Selatan dan sudah mengerti tugas tugas seorang ASN terutama dalam bidang keimigrasian. Saya merasa sangat bersyukur karena pasangan dan kedua anak saya selalu mendukung semua kegiatan saya dalam berkarir,” ujarnya.
Satu hal yang tidak kalah penting untuk dijaga oleh Ayi adalah Me Time bagi dirinya sendiri. Hal ini dilakukan dengan menjalani hobi atau kegiatan yang disenangi untuk menjaga semangat serta mood dalam beraktivitas. Sarjana Lulusan Politeknik Imigrasi angkatan 15 (lulus Tahun 2013) ini rupanya memiliki banyak hobi di beberapa bidang, mulai dari olahraga, buku, film hingga musik.
“Saya senang berolahraga seperti senam lantai dan lari. Untungnya di tempat bekerja disediakan fasilitas tersebut, jadi bisa dilakukan selepas jam kerja. Sementara untuk musik, saya suka mendengarkan genre R&B dan love song. Untuk buku dan film, saya senang kategori drama romantis dan komedi.,” pungkas perempuan yang mengidolai aktris Anne Hathaway ini. (Angelina)