ADA banyak cara untuk berkontribusi dan membuktikan nasionalisme kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Mulai dari berjuang mengangkat senjata, berkreasi menciptakan lapangan kerja hingga mengabdikan diri melayani masyarakat sebagai Aparatur Sipil Negara (ASN). Apapun wujudnya semua tetap mulia dan berguna selama dilandasi niat yang tulus.
Sama halnya dengan Arin Dea Laksita, S.E. Perempuan kelahiran Kebumen, 06 Juni 1996 ini pun punya caranya tersendiri dalam membuktikan kecintaannya kepada Indonesia. Arin begitu dara ini akrab disapa memilih untuk membaktikan diri melalui pelayanan yang dilakukan setiap harinya sebagai ASN Kantor Wilayah (Kanwil) Kementerian Hukum dan HAM Riau.
Sebelumnya mengawali karirnya, Arin terlebih dahulu menyelesaikan pendidikan sarjana di Universitas Negeri Yogyakarta, Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi (2014 2018) dengan predikat Dengan Pujian (Cumlaude). Ia lantas mengikuti seleksi dan lolos sebagai CPNS Kementerian Hukum dan HAM (TMT Januari 2019). Kini dirinya terdaftar sebagai PNS Kementerian Hukum dan HAM (TMT Januari 2020) sebagai pegawai Subbag Pengelolaan Keuangan dan Barang Milik Negara Kanwil Kementerian Hukum Dan HAM Riau, dengan jabatan Penata Keuangan.
“Aktualisasi diri menjadi seorang Pelayanan Publik adalah salah satu keinginan terbesar saya. Hal ini merupakan bentuk nasionalisme dan sumbangsih terhadap pembangunan negara; dalam scoupe yang lebih teknis adalah melalui Kanwil Kemenkumham Riau. Pada perjalanannya, hal ini membuat saya semakin memantapkan diri untuk berkontribusi lebih lagi,” tutur Arin.
Di jabatannya saat ini, dirinya berperan menerima pertanggungjawaban pelaksanaan kegiatan dari Pelaksana guna terselenggaranya program-program Pemerintah yang outputnya ditujukan kepada masyarakat. Selain itu, karena terkait dengan keuangan maka tentunya Arin berkutat dengan pengelolaan APBN yang menjadi tantangan tersendiri.
“Penata keuangan dengan tugas mengelola APBN merupakan sisi menarik karena bekerja sesuai passion atau backgorund pendidikan saya. Selain itu banyak belajar hal baru yang tidak ada saat kuliah, mempelajari peraturan-peraturan tentang keuangan, aplikasi keuangan yang terus berkembang dan belajar bekerjasama dengan tim,” paparnya.
Di sisi lain, Arin meyakini tanggung jawab pekerjaan yang ia emban saat ini juga sangat menuntut etos kerja jujur, bertanggung jawab serta moralitas yang tinggi. Belum lagi ditambah tenggat waktu jelang rekonsiliasi laporan keuangan. Dirinya bertanggung jawab pada 2 DIPA Eselon I.
“Hal ini merupakan ujian dan Amanah. Saya berusaha menyelesaikan pekerjaan sebaik dan secepat mungkin agar bisa mengumpulkan data dukung yang diperlukan sehingga bisa membuat laporan keuangan Kemenkumham WTP (Wajar Tanpa Pengecualian),” tukasnya.
Dari sisi budaya, Arin yang merantau jauh dari tanah Jawa ke Pulau Sumatera untuk pengabdiannya pun punya kisah menarik tersendiri. Ia mengaku sempat menemui perbedaan kultur dalam keseharian. Namun semangat gigih untuk melayani dan doa dari kedua orangtuanya menjadi motivasi untuk terus fokus bertugas.
“Proses adaptasi memang di awal sedikit butuh effort lebih. Saya besar dan tumbuh di lingkungan budaya Jawa harus mampu membaur dengan kehidupan dan dialektika masyarakat Sumatera. Saya yang asli Jawa Tengah mendapatkan penempatan yang cukup jauh di Kanwil Kemenkumham Riau. Hal ini membuat saya kaya akan pengetahuan dan pengalaman baru. Budaya baru, semangat baru, pengetahuan baru dan keluarga baru, khususnya untuk teman-teman satu angkatan saya,” ujarnya.
Sejauh ini, penyuka olahraga badminton ini pun tetap menjalin relasi yang baik dengan orangtua dan keluarganya. Bila rasa rindu melanda, Arin mencoba menyiasatinya melalui video call atau quality time saat berkunjung agar tidak kehilangan momen berharga. (Angelina)