Jumat, 26 April 2024
spot_img
spot_img
BerandaPengabdianJatuh Cinta dengan Dunia Keprotokoleran

Jatuh Cinta dengan Dunia Keprotokoleran

spot_img

Bagi Ryan Roberth Wake hal yang paling memotivasi dalam melakukan tugas pengambdian sebagai seorang ajudan adalah kecintaannya kepada dunia protokoler. Terhitung sudah lima pejabat Kepala Kantor Wilayah (Kanwil) Kementrian Hukum dan HAK Asasi Manusia (Kemenhumkam) Wilayah NTT yang didampinginya sepenuh hati dalam kurun waktu lima tahun terakhir.

Sehari-harinya, Ryan bertugas mendampingi dan mempersiapkan segala kebutuhan terkait kelancaran pekerjaan Kepala Kantor Wilayah Kemenkumham NTT, Marciana D. Jone. Selain minat yang besar, pengabdian Ryan terhadap profesi menuntutnya untuk melatih kemampuan dan mengembangkan diri sesuai dengan perannya.

“Saya memang tertarik dengan keprotokoleran. Menjadi ajudan bagi saya adalah tantangan sendiri karena diminta menguasai tugas dan fungsi dari empat divisi di Kanwil Kemenhumkam NTT. Saya pun berlatih semakin disiplin, menjaga rahasia dan loyalitas. Di sisi lain saya mendapat banyak kenalan baik internal maupun eksternal,” tutur pria kelahiran 30 Januari 1991 ini.

Sejauh ini, dirinya bertutur tidak ada pengalaman duka atau kurang menyenangkan selama menjalankan tugasnya sebagai ajudan. Hal ini tentunya karena Ryan sudah menjadikan pengabdian sebagai passion hidupnya. Ditambah lagi, sang pimpinan, Kemenkumham NTT, Marciana D. Jone menurutnya adalah sosok yang memiliki karakter kuat dan menginspirasi.

“Beliau adalah sosok pemimpin yang bisa menjadi role model dan selalu bekerja men-sinergikan tiga hal; by law, by system dan by heart. Kepemimpinannya tegas, jujur, konsisten namun disaat yang bersamaan memiliki jiwa seorang ibu yang mengasihi, sehingga Puji Tuhan segala tugas dan tanggung jawab yang diberikanmasih bisa saya selesaikan dengan baik,” ujarnya.

Ryan melanjutkan, untuk pengalaman menyenangkan, pria lulusan sarjana hukum ini mengaku paling senang bila diminta mendampingi Kakanwil Kemenhumkam NTT melakukan kunjungan kerja.

“Pengalaman yang paling berkesan adalah saat mendampingi Kakanwil Kemenhumkam NTT dalam melakukan kunjungan kerja ke berbagai daerah di NTT. Saya bisa mengenal berbagai macam adat dan budaya, bertemu para pimpinan tinggi baik di pusat maupun Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkompinda). Saya bahkan bertemu langsung Bapak Presiden Jokowi saat meresmikan Pos Lintas Batas Negara (PLBN) Motaain di Belu, NTT dan sempat berbincang dengan anaknya Mas Kaesang,” kenang Ryan.

Momen Hari Lahir Pancasila

Kiprah Ryan sebagai ajudan berawal dari penugasan dari Kementrian Hukum dan Hak Asasi Manusia (Kemenhumkam) sebagai penjaga tahanan di Rumah Tahanan (Rutan) Kelas IIB, Kupang, NTT. Dirinya kemudian dimutasi ke Rumah Penyimpanan Benda Sitaan Negara (Rubhasan) Kelas I Kupang, dan yang terakhir dipindahtugaskan ke Kantor Wilayah (Kanwil) Kemenkumham NTT.

“Di Kanwil Kemenhumkam NTT, saya bertugas sebagai staf bagian Humas. Pada 1 Juni 2017 saya ditugaskan untuk mendampingi Kakanwil Kemenhumkam NTT (saat itu) Bapak M. Diah dan Penasehat Menteri, Bapak Josef Nae Soi untuk menghadiri peringatan Hari Lahir Pancasila di Kabupaten Ende. Kebetulan saat itu saya bertugas untuk meliput kegiatan tersebut,” paparnya.

Namun ternyata Ryan tidak hanya sekedar meliput, dirinya juga melakukan berbagai koordinasi sekaligus mempersiapkan segala kebutuhan pimpinan demi kelancaran kegiatan tersebut. Totalitas Ryan dalam tugasnya ternyata berbuah manis. Sepulangnya dari Ende, Kakanwil Kemenhumkam NTT memintanya untuk menjadi ajudan. Jabatan Ryan sebagai ajudan Kakanwil Kemenhumkam NTT pun terus berlanjut hingga sekarang.

“Bagi saya Integritas dan kerendahan hati sebagai seorang ajudan sangat dibutuhkan. Saya percaya bila kita bekerja keras dengan tulus dan disiplin rejeki past akani mengikuti,” imbuhnya.

Di luar jam kerja, Ryan memilih musik tradisional sebagai sarana melepas penatnya. Mulai dari bermain alat musik, menari sampai bernyanyi ia gemari. Ryan bahkan empat kali mewakili NTT untuk berlomba di tingkat Nasional di Jogjakarta, Jakarta, Bali dan Kalimantan.

“Saya senang musik, khususnya tradisional. Saya juga memiliki sanggar seni yang bernama ‘Lopo Gaharu’. Sanggar tersebut menjadi wadah untuk saya mengasah jiwa kepemimpinan dan manajemen,” pungkas penggemar Mike Tyson ini. (ANGELINA)

spot_img
- Advertisment -spot_img

TERPOPULER

KOMENTAR TERBARU