Free Porn
xbporn
Minggu, 1 Juni 2025
spot_img
spot_img
BerandaSrikandiRuth Elisabeth Manik: Perempuan Jangan Takut Bermimpi dan Berkarya

Ruth Elisabeth Manik: Perempuan Jangan Takut Bermimpi dan Berkarya

Kerja keras tidak akan mengkhianati hasil. Bekerja keraslah untuk menghasilkan yang terbaik. Pernyataan tersebut sangat tepat untuk menggambarkan perjalanan karir yang dirintis oleh Ruth Elisabeth Manik A.Md.P.,S.Tr.Pas.

Per September 2021 ini, perempuan yang akrab disapa Ruth ini didapuk mengemban amanat sebagai Kepala Pengamanan Rutan (Ka.KPR) Rutan Perempuan Kelas IIA Medan.

Posisi membanggakan tersebut tidak didapatnya dengan mudah. Meskipun terbilang sebagai sosok cerdas dan berprestasi, Ruth tetap melalui berbagai tantangan dan kendala.

Mulai dari mutasi di beberapa tempat yang menuntut kemampuan beradaptasi secara cepat, komunikasi dengan rekan kerja dan Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP) hingga jauh dari keluarga dan kampung halaman.

Namun kegigihan dan keinginan untuk mengabdi dengan tulus bagi negara selalu ia jadikan pedoman sekaligus motivasi.

Sebab, menjadi seorang ASN baginya perempuan gemar jogging ini adalah sebuah tanggung jawab untuk memberikan kontribusi bagi kemajuan bangsa dan negara khususnya Kementerian Hukum dan HAM.

“Saya merasa terpanggil untuk menjadi seorang petugas pemasyarakatan karena tidak hanya bekerja tetapi memberikan bantuan secara kemanusiaan. Hal ini melalui pembinaan yang diberikan kepada WBP agar menjadi manusia yang kembali menyadari kesalahannya dan kembali ke jalan yang benar. Menurut saya adalah salah satu pekerjaan yang mulia,” katanya kepada integritasnews.com, baru-baru ini.

Dalam karirnya, perempuan kelahiran 9 Juli 1994 ini sudah menduduki sejumlah jabatan. Mulai dari Pengelola Sistem Database Pemasyarakatan hingga Kepala Pengamanan Rutan (Ka.KPR) Rutan Perempuan Kelas IIA Medan.

“Setelah menyelesaikan pendidikan (tahun 2017), awal penempatan tugas pertama saya, di kampung sendiri yaitu Rutan Kelas I Labuhan Deli sebagai Pengelola Sistem Database Pemasyarakatan. Kemudian saya beserta seluruh angkatan pindah tugas ke Lapas Kelas I Batu Nusakambangan di bulan November 2018. Saya ditempatkan di bagian registrasi dan Puji Tuhan bisa menjalankan tugas sampai 2 tahun lamanya dengan baik,” kata alumni SMA Negeri 12 Medan dan Akademi Ilmu Pemasyarakatan (AKIP) ini.

Kini, dirinya kembali ke Medan dan mendapat amanah atau tugas baru menduduki jabatan sebagai Kepala Pengamanan Rutan (Ka.KPR) Rutan Perempuan Kelas IIA Medan dengan Pangkat/Golongan Ruang saat ini adalah Penata Muda/III/a.

Jabatan ini mengharuskan Ruth menanggungjawabi setiap aspek keamanan dan ketertiban yang ada di Rutan Kelas IIA Medan.

“Peran dan tanggung jawab saya sekarang untuk mengkoordinasi keamanan dan ketertiban, mengawasi pelaksanaan tugas pengamanan. Saya dan tim mengawasi setiap tindakan yang dilakukan WBP di dalam Rutan termasuk pemeriksaan dari setiap pelanggaran keamanan yang dilakukan,” ungkap Ruth.

Bertanggung jawab mengepalai satu divisi dengan usia yang terbilang muda tentunya mendapatkan tantangan. Namun, itu semua bisa dilaluinya karena adanya kerja sama dan koordinasi yang baik dari rekannya.

“Tantangan yang sering ditemui adalah bagaimana agar dapat mengatur rekan kerja dan bawahan supaya tetap memiliki koordinasi yang baik. Saya berprinsip bahwa suatu pekerjaan bukanlah sebuah tugas melainkan suatu tanggung jawab individu yang harus dikerjakan semaksimal mungkin,” imbuhnya.

Ruth Elisabeth Manik bersama kedua orangtuanya.

Baginya, untuk mencapai semua ini, diperlukan kerjasama dan koordinasi yang baik antara rekan kerja maupun antara pimpinan dan bawahan. “Saya upayakan melakukan evaluasi dan membangun kedekatan kepada rekan dan bawahan. Mendengarkan apa yang menjadi kendala mereka dalam bekerja,” pungkasnya.

“Selain itu, tantangan lainnya adalah saat terjadi keributan antar WBP. Kami menerapkan sistem strapsel kepada WBP bermasalah untuk efek jera dan tidak mengulangi kesalahan yang sama,” sambungnya.

Dia menikmati tugasnya saat ini. Sebab, menjadi seorang kepala pengamanan menurutnya sudah sangat menarik. Dari pekerjaan ini, dia bisa berinteraksi dan mendengar keluhan dari WBP secara langsung sehingga dapat mengetahui faktor penyebab mereka melakukan tindak pidana.

Ruth Elisabeth Manik

“Hal menarik lainnya adalah saya dapat berkontribusi dalam membina WBP menjadi manusia yang baik dan kembali ke jalan yang benar,” ujar Ruth yang alumni SD Swasta Cenderamata dan SMP Negeri 19 Medan ini.

Ketika ditanya apakah mengalami kesulitan dalam membagi waktu antara pekerjaan dan keluarga? Dia menjawab tidak sulit.

“Bagi saya membagi waktu antara pekerjaan dan keluarga bukanlah hal yang sulit. Waktu adalah emas itulah prinsip hidup saya. Saat berada di rumah, maka akan saya fokuskan waktu untuk keluarga dan memposisikan diri sebagai anggota keluarga yang baik. Sedangkan saat berada di lingkungan kantor, saya memposisikan diri sesuai dengan jabatan untuk bekerja semaksimal mungkin,” ungkapnya.

Dia juga menyarankan, agar para perempuan bisa mengaktualisasikan diri lewa profesi. Oleh karena itu, katanya, sangat penting seorang perempuan diberikan kesempatan dalam berkarir maupun berkarya.

“Pada dasarnya setiap manusia memiliki kemampuan untuk memimpin dan menciptakan sebuah inovasi yang baru. Tidak ada satupun hal yang dapat membedakan laki-laki dan perempuan dalam pemberian kesempatan untuk mengaktualisasikan dirinya,” pungkasnya lagi.

Diakhir wawancara, Ruth Elisabeth memberikan tips kepada perempuan agar memiliki pencapaian seperti dirinya.

“Jangan pernah takut untuk bermimpi, berkarir dan berkarya. Yakinlah bahwa kita semua hebat dan jika mau berusaha maka tidak ada yang mustahil. Optimalkan semua kesempatan yang ada. Jangan lupa beribadah serta meminta restu dari orangtua,” demikian Ruth. (Jack)

 

spot_img
- Advertisment -spot_img

TERPOPULER

KOMENTAR TERBARU