Jumat, 29 Maret 2024
spot_img
spot_img
BerandaSosokRenaldi Hutagalung, Kedepankan Kesabaran dalam Membina WBP

Renaldi Hutagalung, Kedepankan Kesabaran dalam Membina WBP

spot_img

Banyak mengenal Kepala KPLP Lapas Kelas IIB Lubuk Pakam, Renaldi Hutagalung, sebagai pribadi ramah dan profesional dalam bekerja.

Apalagi sebagai seorang Aparat Sipil Negara. Ia harus memiliki kemampuan memimpin jajarannya melayani masyarakat. Bukan sebaliknya jajarannya dilayani masyarakat.

Tentu, untuk melayani masyarakat membutuhkan kerendahan hati dan empati  besar dalam diri. Dua sifat tersebut ada pada sosok Renaldi Hutagalung.

Hal ini terlihat dari kebiasaannya menerima curahan hati Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP) setiap hari Sabtu.

“Bagi saya, mengabdi kepada negara di bidang pemasyarakatan sangat berguna untuk pembinaan WBP ke arah yang positif. Membantu mereka agar bisa kembali aktif di masyarakat setelah menjalani masa hukuman,” ujar Renaldi.

Sebelum menempati posisinya saat ini, pria kelahiran Medan 6 September 1980 ini bertugas di Lapas Kelas IIB Padangsidimpuan sebagai Kepala Seksi Administrasi, pada Januari-Juni 2021.

Renaldi mengawali karir di Lapas Klas IIA Rantauprapat menempati posisi Bagian Pengamanan dan Staf pada Lapas Klas IIA Rantauprapat pada Tahun 2004-2021. Kemudian menjabat Kepala Sub Seksi Registrasi pada 2016-2021.

Saat mengabdi di Lapas Kelas IIA Rantau Prapat pada 2019. Renaldi mendapatkan Piagam Tanda Kehormatan Satyalancana Karya Satya X Tahun oleh Presiden RI Joko Widodo. Sebagai penghargaan kepada PNS yang bekerja dengan penuh kesetiaan, kejujuran, kecakapan, dan disiplin secara terus menerus paling singkat 10 tahun.

Baca Juga:


Pembinaaan Deradikalisasi 34 Narapidana Terorisme Berujung Ikrar Setia NKRI

Dalam tugas keseharian, Renaldi bertanggung jawab melakukan pengawasan kepada Karupam, anggota, dan Satgas Satuan Tugas Pengaman Pintu Utama.

Selain itu, ia juga berkewajiban menjalin kerja sama antar seksi serta menjaga silahrurahmi. Juga saling bertukar informasi dengan Aparat Penegak Hukum.

Renaldi mengungkapkan, bahwa salah satu tantangan terbesar  di Lapas Lubuk Pakam adalah kelebihan kapasitas WBP. Menurutnya,   tidak sebanding dengan SDM petugas serta fasilitas lapas.

Kesabaran

Saat ini, empat orang regu petugas masing-masing beranggotakan 12 orang. Renaldi mengungkapkan, harus menjaga sebanyak 1700 orang WBP.

Kendala tersebut semakin berat karena ukuran ruangan Lapas Lubuk Pakam yang sempit. Tidak jarang Renaldi harus memberikan arahan kepada 100 orang WBP dalam satu ruangan kamar sempit.

“Tanpa kerja sama dan koordinasi. Kami tidak akan bisa menjalankan keamanan dan ketertiban di Lapas. Apalagi watak, pemikiran serta prinsip setiap WBP sangat susah untuk diubah atau diarahkan. Oleh sebab itu harus mengedepankan kesabaran dan tidak emosional,” tuturnya.

Salah satu cara efektif ia gunakan sebagai sarana komunikasi dengan timnya adalah lewat program coffee morning di ruangan Karupam. Selain bisa saling berkoordinasi terkait pekerjaan. Renaldi pun merasa lebih akrab dengan timnya. Sehingga timbul rasa kekeluargaan dengan anggota tim lainnya.

Menariknya, meski setiap hari berkutat dengan ratusan orang di Lapas Lubuk Pakam, Renaldi justru paling senang traveling ke tempat yang jauh dari keramaian.

Berwisata bersama istri, Enna Rio Rita Br. Naibaho, Amf, Spd dan anak tercintanya, Viona Nathania Hutagalung adalah pilihan Renaldi untuk melepas stres bekerja.

“Saat senggang biasanya pergi ke wisata alam yang sejuk dan indah untuk menghilangkan kepenatan. Lebih memilih jauh dari keramaian karena selama bekerja kita ketemu 1700 orang lebih,” ujarnya.

Kedekatan Renaldi dengan keluarga juga terasa dalam setiap dukungan akan pengabdian  bagi negara. Selain bekerja keras, bersikap baik dan tetap berserah kepada Tuhan. Doa dari istri dan anak adalah motivasi terbesarnya dalam mengemban amanah melayani masyarakat. (Mursal)

spot_img
- Advertisment -spot_img

TERPOPULER

KOMENTAR TERBARU