Banyak cara yang dilakukan seseorang untuk membangkitkan semangat atau lebih dikenal dengan mood booster. Ada yang memilih berolahraga, menikmati makanan favorit, mendengarkan musik yang disenangi, bahkan ada pula yang meluangkan waktu untuk pergi travelling ke luar kota. Wajar saja memang, semua hal tersebut agar rasa jenuh dan bosan tidak menghinggapi di sela-sela rutinitas kerja yang dilakukan.
Demikian hal juga dengan Raden Ayu Fatimah, Kepala Bidang Intelijen dan Penindakan Keimigrasian Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia (Kemenkumham) Lampung. Perempuan berhijab ini punya cara jitu dalam membangkitkan semangat bekerja dirinya dan tim.
“Sebelum melaksanakan kegiatan berkantor, saya biasanya melakukan coffee morning. Saya membuat prinsip kesetaraan di bidang Intelijen dan Penindakan Keimigrasian (Inteldakim). Jadi, coffee morning dilakukan sambil diskusi dan koordinasi dengan lintas tugas dan fungsi serta stakeholder baik eksternal maupun internal,” ujar Raden Ayu.
Kebiasaan menarik tersebut dilakukannya bersama dengan rekan-rekan di dua sub bidang yang yaitu subbidang intelejen dan subbidang penindakan keimigrasian yang dibawahinya yaitu sub bidang intelejen dan sub bidang penindakan keimigrasian, yang terdiri dari 8 personil. Dalam kesehariannya, Raden Ayu terbilang sosok yang pekerja keras dan memegang integritas. Hal ini terbuti dari prestasi yang diukir pada jabatan terdahulunya sebagai Kepala Kantor Imigrasi Kelas I TPI Denpasar yakni predikat Wilayah Birokrasi Bersih dan Melayani (WBBM).
“Kami mendapat predikat pelayanan imigrasi yang ramah HAM, mendapat predikat kantor imigrasi yang birokrasinya bersih dan melayani (WBBM), mendapat hibah bangunan dan berserta meubelair dari kementerian PUPR pada rusunawa yang dibangun tahun 2017 berlokasi di tanah milik Kantor Imigrasi Kelas 1 TPI Denpasar. Kami juga mendapat anggaran pembangunan rusunawa tahap 2 melalui aplikasi SIBARU Kementerian PUPR,” papar Raden Ayu perihal pencapaiannya.
Menurutnya serangkaian pencapaian di jabatan sebelumnya tersebut berhasil diraih karena kerja sama tim dalam memberikan program layanan yang inovatif. Raden Ayu merumuskan layanan-layanan tersebut berupa 5 IDE. Pertama, IDE Centang ( Imigrasi Denpasar Cepat Tanggap) : layanan pengantaran paspor selesai yang tidak diambil mendekati batas waktu pengambilan. Kedua, IDE Cemerlang ( imigrasi Denpasar cepat merespon pelanggan ) : layanan informasi 24/7 melalui media social (whatsapp, facebook instagram, twitter) website dan e-mail. Ketiga, IDE Brilian (imigrasi Denpasar Berikan Layanan Terdepan) : berupa pemberian kompensasi kepada pemohon yang mengalami keterlambatan pelayanan karena kesisteman dan menyediakan baju, kain kamen atau kimono kepada pemohon yang berpakaian kurang sopan saat memasuki ruang pelayanan.
Keempat, IDE Bagus Mallen ( Imigrasi Denpasar Beraksi di Banjar, Desa Goes to school dan Mall) : imigrasi Denpasar datang secara langsung ke masyarakat untuk memberikan layanan dan informasi keimigrasian (Banjar, Desa, Sekolah, Mall). Kelima, IDE Onstar (Imigrasi Denpasar Online Stay Permit Registration) : Layanan Registrasi online bagi pemohon Layanan Izin tinggal asing dalam mendapatkan kepastian layanan, menjadwalkan pengajuan permohonan secara transparan dan akuntabel serta memudahkan pemohon dalam mendapatkan formulir permohonan.
Kini, di jabatan barunya sebagai Kepala Bidang Intelijen dan Penindakan Keimigrasian Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia (Kemenhumkam) Lampung, Raden Ayu bertanggung jawab melaksanakan pembinaan, pengendalian, pengawasan, pemantauan, evaluasi serta penyusunan laporan pelaksanaan tugas teknis dibidang intelijen pengawasan dan penindakan keimigrasian.
“Kendala yang sering ditemui dalam melaksanakan tugas di jabatan saat ini adalah luasnya cakupan wilayah kerja keimigrasian kanwil lampung dan kurangnya dukungan dari aspek sarana dan prasarana penunjang seperti anggaran dan sumber daya manusia yang terbatas. Selain itu, pandemi covid-19 juga menyebabkan keterbatasan konsentrasi pengawasan sebaran keberadaan WNA pasca kebijakan keimigrasian yang mematuhi protokol kesehatan,” papar Raden Ayu.
Meski demikian, perempuan yang hobi membaca serta kuliner ini berupaya menjawab tantangan tersebut lewat sinergi dengan instansi terkait untuk pengawasan WNA dan penegakan hukum, dengan cara upaya menciptakan iklim kerja yang kondusif, mempelajari dan menganalisis kendala yang ada serta mencari solusi yang diupdate progresnya kepada atasan. Ke depannya, dirinya pun menargetkan pencapaian serupa yakni predikat WBK WBBM di seluruh Unit Pelaksana Teknis Imigrasi Lampung.
“Yang paling dipegang adalah integritas serta komitmen untuk melakukan terbaik sesuai bidang dan fungsi dengan ketentuan yang berlaku. Jangan lupa juga mengedepankan nilai PASTI yaitu professionalitas, accountable, sinergi, transparent dan Inovatif,” tandas Raden Ayu soal kunci suksesnya. (Jack)