Sabtu, 11 Mei 2024
spot_img
spot_img
BerandaBeritaPenghuni Dikerangkeng Rumah Pribadi Bupati Langkat Tak Semua Pecandu Narkoba

Penghuni Dikerangkeng Rumah Pribadi Bupati Langkat Tak Semua Pecandu Narkoba

spot_img

Langkat-Hasil asesmen sebanyak sembilan penghuni panti rehabilitasi milik Bupati nonaktif Langkat, oleh Badan Narkotika Nasional (BNN) Provinsi Sumatera Utara. Hasilnya mengungkapkan tidak semua penghuni dikerangkeng di sana pecandu narkoba.

“Ada sebanyak tujuh positif dan dua lainnya negatif,” ungkap Kepala BNN Sumatera Utara, Brigjen Toga Habinsaran Panjaitan,” Rabu (26/1/2022).

Selain itu, BNN Provinsi Sumatera Utara juga masih membujuk keluarga orang-orang yang menjalankan rehabilitasi di rumah pribadi Bupati nonaktif Langkat. Toga Habinsaran menjelaskan, untuk menyerahkan keluarga mereka supaya diperiksa. 

Sebelumnya, Terbit Rencana Perangin-angin mengaku membangun kerangkeng di rumah pribadinya  itu supaya menolong orang-orang menjadi pencandu narkoba. 

Tersangka suap oleh KPK itu mengklaim, orang-orang dikerangkeng di rumah pribadinya  adalah pencandu narkoba yang sedang menjalankan pembinaan dari sisi keagamaan dan sosial. Para pecandu narkoba tersebut, menerima makanan saban hari serta mendapatkan fasilitas kesehatan.

Lebih lanjut, program pembinaan sudah berjalan hampir 10 tahun. Jumlah penghuninya mencapai 2.000-3.000 menjalankan pembinaan masalah narkoba di sana. 

Sementara itu, Hana yang suaminya kurang lebih 3 bulan menjalankan pembinaan di rumah pribadi Bupati nonaktif Langkat. Ia mengungkapkan, panti rehabilitasi milik Bupati nonaktif Langkat, Terbit Rencana Perangin-angin. Bagi masyarakat khususnya Desa Raja Tengah bermanfaat. 

“Banyak masyarakat menggunakan narkoba menjalankan pembinaan di sana. Orang tuanya menyerahkan mereka ke sana,” ungkap Hana menyebut kondisi penghuni dikerangkeng rumah pribadi Bupati nonaktif Langkat.

Selain itu, ia juga membantah ada kerja paksa terjadi di panti rehabilitasi milik Bupati nonaktif Langkat.

“Itu tidak ada. Karena kami satu kampung dengan bapak itu. Tidak ada sama sekali. Pemberitaan media sosial mengatakan warga binaan di sana hanya makan dua hari. Itu tidak ada. Gizi mereka benar-benar diatur. Perbudakan itu tidak ada,” ujar Hana bernada yakin. (Bram dan Romi)

spot_img
- Advertisment -spot_img

TERPOPULER

KOMENTAR TERBARU