Free Porn
xbporn
Minggu, 1 Juni 2025
spot_img
spot_img
BerandaSrikandiNur Aliya Lathi Adhani, Merasa Terpanggil Sebagai Pengayom Masyarakat

Nur Aliya Lathi Adhani, Merasa Terpanggil Sebagai Pengayom Masyarakat

Sebagian orang, menekuni profesi yang dijalaninya merupakan sebuah panggilan hidup. Beragam tujuan pun dijadikan motivasi dalam menjalani profesi sebagai panggilan hidup. Mulai dari cita-cita, kesuksesan sampai niatan untuk bermanfaat bagi sekitar.

Bagi Nur Aliya Lathi Adhani, menggeluti profesi sebagai Staf Administrasi dan Pelayanan Tahanan Rumah Tahanan (Rutan) Kelas I Bandung sebenarnya sederhana. Aliya, begitu perempuan ini akrab disapa, sangat ingin membimbing dan memberikan petunjuk serta pengarahan bagi para Warga Binaan Pemasyarakatan di Rutan Kelas I Bandung agar dapat menjalani hidup dengan lebih baik.

“Saya merasa terpanggil untuk menjadi pengayom pemasyarakatan. Mereka (WBP) adalah orang-orang yang sedang menjalani masa pidana karena perbuatannya, dan membutuhkan petunjuk untuk diarahkan dan dilatih skillnya. Harapannya, agar pada saat keluar nanti dapat menjadi orang yang lebih baik dan berguna khususnya untuk dirinya sendiri serta sekitar,” paparnya.

Meski demikian, bidang keadministasian sebenarnya adalah hal yang familiar bagi perempuan kelahiran, 14 Mei 1998 silam. Sebelumnya Aliya sempat menempuh pendidikan di bangku kuliah Jurusan Kebidanan sampai semester tiga. Namun di tengah masa kuliah, dirinya mengikuti tes untuk CPNS Kemenkumham formasi Penjaga Tahanan mengambil Wilayah Kanwil Kumham Jabar pada tahun 2017.

Setelah melalui test, tahap demi tahap Aliya dinyatakan lulus dan mendapat penempatan langsung di Rutan Kelas 1 Bandung. Ia pun memutuskan berhenti dari kuliahnya karena tidak ada kelas karyawan untuk D3 Kebidanan. Saat lulus dan diterima di Rutan Kelas 1 Bandung ternyata WBP-nya adalah Laki-laki.

“Oleh sebab itu, saya di tempatkan di Staf KPR selama 1 bulan. Setelah itu saya dipindahkan ke Staf Administrasi dan Pelayanan Tahanan dan kini sudah hampir 3 Tahun,” ungkapnya.

Dalam kesehariannya, Aliya bertanggung jawab terkait data dan kebutuhan administratif para WBP. Mulai dari pertama kali saat memasuki Rutan hingga bebas, termasuk menangani masalah kesehatan, perawatan, kebutuhan pokok seperti makan, minum, mandi, dan yang lainnya.

Dirinya juga bertugas memastikan data terkait hak-hak hukum para WBP misalnya remisi, pembebasan bersyarat, cuti bersyarat, cuti menjelang bebas, cuti mengunjungi keluarga, asimilasi, dan lain-lain. Tidak jarang dalam pelayanannya, Aliya melakukan sosialisasi kepada para WBP terkait program Rutan ataupun hak-hak hukum yang mereka miliki.

Aliya mengaku berkomunikasi dengan para WBP masih menjadi tantangan tersendiri karena perbedaan latar belakang pendidikan dan pemahaman. Alhasil terkadang dalam proses tanya jawab urung menemukan keselarasan.

Meski demikian Ia kerap berupaya menjelaskan secara perlahan. Dari interaksi secara langsung tersebut Aliya pun dapat mengetahui mengapa seseorang melakukan tindakan kejahatan, apa yang menjadi latar belakangnya, walaupun tindakan tersebut salah.

“Saya paham vonis hakim membuat mereka merasa terpenjara kebebasannya baik fisik, maupun jasmaninya. Untuk itu, saya mencoba memposisikan bukan sebagai seseorang yang menakutkan tapi sebagai teman bicara sehingga WBP merasa nyaman dalam menjalani masa pidana sampai dengan waktu bebasnya,” katanya.

Pengabdian Aliya sebagai pengayom masyarakat lewat jabatannya kini mendapat dukungan penuh dari suami, Daryuansyah Seftian. Untungnya sang suami juga bertugas sebagai seorang pegawai juga di Rutan Kelas 1 Bandung, sehingga sudah paham betul peran dan tanggung jawab profesi yang digeluti Aliya.

Baik Daryuansyah maupun Aliya pun telah bersepakat dalam proses pembagian waktu dan peran pekerjaan dan istri di rumah.

“Sangatlah penting bagi seorang perempuan untuk mengaktualisasikan dirinya secara maksimal baik dalam pekerjaan maupun karyanya. Aktualisasi diri bagi perempuan itu perlu sebagai perempuan tangguh dan mandiri. Bentuk aktualisasi diri dapat diperoleh lewat diklat pelatihan, mengikuti bimbel atau les serta melakukan hal yang kita senangi sesuai kemampuan,” papar Aliya. (Angelina)

spot_img
- Advertisment -spot_img

TERPOPULER

KOMENTAR TERBARU