Free Porn
xbporn
Jumat, 9 Mei 2025
spot_img
spot_img
BerandaProPASKonsisten Dalam Berkarya, WBP Kelas III Teluk Dalam Hasilkan Produk Kreatif Bernilai...

Konsisten Dalam Berkarya, WBP Kelas III Teluk Dalam Hasilkan Produk Kreatif Bernilai Jual

Mengutip pernyataan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia, Yasonna Laoly, “Penjara bukan lagi buat orang menderita, tapi buat orang memiliki harapan dan kesempatan kedua. Kami (di Penjara) memperkenalkan kretivitas anak bangsa di tempat terbatas.”

Demikian halnya yang diyakini oleh Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP) Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas III Teluk Dalam. Ruang gerak yang terbatas tidak jadi alasan bagi mereka untuk mengembangkan diri dan produktif berkarya.

Melalui program pembinaan Lapas Kelas III Teluk Dalam, sebanyak lima orang WBP telah konsisten menghasilkan produk kreatif yang memiliki nilai jual. Jenis produk kreatif tersebut berupa kain hasil sablon dan gantungan kunci.

Kalapas Kelas III Teluk Dalam, Yamasudi Harefa, SH. Menjelaskan pembinaan bagi para WBP antara lain berupa pelatihan menyablon dan membuat kerajinan tangan yakni gantungan kunci. Pelatihan tersebut meliputi pemberian materi, pengenalan alat dan bahan, praktek, analisis usaha serta bagaimana cara promosi penjualan hasil produk.

“Produk-produk tersebut langsung dikerjakan oleh tangan WBP yang badannya lagi terpenjara dan mereka masih bisa berkarya. Inilah yang menjadi diferensiasi ketimbang produk lainnya di pasaran. Kami mencoba memberikan wadah bagi para WBP untuk mengembangkan kemampuan, mulai dari pelatihan, penyediaan alat sampai modal awal,” paparnya

Untuk penyablonan, bahan-bahan yang perlu disiapkan adalah lampu, rakel, tinta, pelembab tinta, penguat tinta, minyak, kain serta alat press. Tahapan yang perlu dilakukan yaitu mendesain gambar atau pola sablonan sesuai permintaan konsumen menggunakan komputer. Kemudian, desain tersebut dicetak dan dibuat film lalu dicuci.

Langkah selanjutnya adalah pemberian tinta dan mencetak pola desain yang sudah ada pada kain. Setelah selesai, proses pengeringan serta press dilakukan sebelum akhirnya kain sablon siap untuk dijual. Proses pembuatan satu kain sablon memakan waktu kurang lebih satu jam. Produk kain sablon dengan modal awal Rp7.500/ packs ini bisa dijual mencapai Rp15.000/packs (tergantung desain).

Sedangkan untuk gantungan kunci, bahan dan proses pembuatannya lebih sederhana. Bahan yang diperlukan adalah kantong plastik dan manik-manik. Adapun pembuatannya diawali dengan pengukuran dan pemotongan plastik. Potongan-potongan tersebut kemudian dipilin sampai menjadi seutas tali. Lantas, bisa langsung dibentuk dengan sesuai pola yang beragam, misalnya udang, ikan dan lain-lain.

Untuk satu buah gantungan kunci membutuhkan waktu pengerjaannya sekitar dua Jam. Bandrol harga jual per satu buah gantungan kunci mencapai Rp8.000-RP10.000 dari modal awal Rp3.000-Rp5.000.

“Per bulannya produk kain sablon menghasilkan omzet kotor berkisar Rp200.000-Rp250.000 dan omzet bersih sebesar Rp40.000-Rp50.000. Sedangkan produk gantungan kunci per bulannya bisa mencapai omzet kotor Rp350.000 dan omzet bersih Rp90.000-105.000,” terang Yamasudi.

Sejauh ini pemasaran produk masih dilakukan secara sederhana yakni word of mouth (Wom), menitip jual di beberapa toko serta promosi di sosial media berupa Facebook dan Whatsapp. Meski terbilang produktif dalam berkarya, Yamasudi tetap mengaku menemui beberapa kendala dalam pembinaan dan pengembangan diri para WBP di Lapas.

“Keterbatasan modal serta sedikitnya jumlah WBP yang sadar untuk meningkatkan kemampuan diri dalam berwirausaha. Selain itu, adanya jarak antara WBP dengan Petugas dan juga dengan konsumen juga menjadi kendala utama, ditambah lagi pandemic Covid-19 beberapa waktu ini juga berimbas pada penurunan omzet yang dihasilkan,” ungkapnya.

Kedepannya, Yamasudi menargetkan cakupan pemasaran yang lebih luas agar mampu memperkenalkan produk kreatif kepada lebih banyak orang. Di sisi lain, Dia juga berharap bisa lebih membangkitkan motivasi dan minat para WBP untuk konsisten mengembangkan diri dan kreativitas agar siap kembali terjun ke masyarakat kelak. (ANGELINA)

spot_img
- Advertisment -spot_img

TERPOPULER

KOMENTAR TERBARU