Free Porn
xbporn
Senin, 10 Maret 2025
spot_img
spot_img
BerandaBeritaKasus Omicron Terus Bertambah, Kemenkes Gencarkan Layanan Telemedisin

Kasus Omicron Terus Bertambah, Kemenkes Gencarkan Layanan Telemedisin

Jakarta-Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mencatat kasus Omicron terus bertambah di Indonesia. Kemenkes mencatat, hingga Senin (10/1/2022) terjadi penambahan 92 kasus konfirmasi. Sehingga total konfirmasi Omicron sebanyak 506 kasus.

Pelaku Perjalanan Luar Negeri (PPLN) masih mendominasi penambahan kasus. Dari 506 kasus konfirmasi Omicron, 84 kasus merupakan transmisi lokal.

Selain kasus Konfirmasi, angka probable Omicron juga terus mengalami peningkatan. Hingga Senin (10/1/2022) terdeteksi sebanyak 1.384 probable Omicron dari pemeriksaan SGTF.

”Kalau kita perhatikan, juga terlihat peningkatan yang signifikan dari angka kasus harian. Dari 454 menjadi 802, naik hampir dua kali lipat,” ucap Juru Bicara Vaksinasi Kementerian Kesehatan dr. Siti Nadia Tarmizi, Rabu (12/1/2022).

Nadia Tarmizi mengungkapkan juga, bahwa masyarakat harus bersiap menghadapi gelombang Omicron. Sebab, mengingat karakteristik Omicron yang memiliki tingkat penyebaran yang sangat cepat.

”Jika dilihat dari perkembangannya, konfirmasi Omicron cenderung mengalami peningkatan. Dari pemeriksaan SGTF kasus probable Omicron pada PPLN cenderung meningkat. Hasil WGS juga menunjukkan proporsi varian Omicron yang mulai mendominasi,” ungkap Juru Bicara Vaksinasi Kementerian Kesehatan itu.

Kemenkes Gencarkan Telemedicine 

Namun, dari tingkat keparahan, mayoritas kasus Omicron tidak menunjukkan gejala atau memiliki gejala ringan. Sehingga tidak membutuhkan perawatan yang serius rumah sakit.

Untuk itu, lanjut dr. Nadia, pihaknya akan menggencarkan telemedicine bagi pasien yang melakukan isolasi dari rumah.

”Kami bekerja sama dengan 17 platform telemedicine untuk memberikan jasa konsultasi dokter dan jasa pengiriman obat secara gratis bagi pasien COVID-19 yang sedang menjalani isolasi di rumah. Agar penanganan pasien dapat kita lakukan seluas dan seefektif mungkin,” ucapnya.

Selain itu dari sisi teurapetik, Kemenkes juga akan menyertakan penggunaan obat Monulpiravir dan Plaxlovid untuk terapi pasien COVID-19 dengan gejala ringan.

Kata dr. Nadia, penemuan kasus aktif dengan meningkatkan tracing menjadi lebih dari 30 per kasus positif. Selain itu juga, pemeriksaan WGS pada level komunitas dengan target 1.700 sampai 2.000 WGS setiap bulannya.

dr. Nadia menambahkan, pemerintah juga memulai vaksinasi booster COVID-19 bagi kelompok usia 18 tahun ke atas. Hal itu untuk mempertahankan tingkat kekebalan dan perlindungan dari COVID-19. (Mursal)

spot_img
- Advertisment -spot_img

TERPOPULER

KOMENTAR TERBARU