Jakarta-Legenda bulu tangkis Indonesia Verawaty Fadjrin meninggal dunia, di RS Dharmais, Jakarta, Minggu (21/11/2021) pagi.
Vera merupakan mantan pemain sarat prestasi. Dia berpulang dalam usia 64 tahun setelah menjalani perawatan sakit kanker paru-paru.
Vera meninggalkan suami, Fadjriansyah Bidoein, seorang anak Fidyandini dan dua cucu.
Sejumlah pejabat negara mengucapkan belasungkawa atas meninggalnya Verawaty yang mengantarkan Indonesia memboyong Piala Sudirman 1989.
Salah satunya, Presiden RI Joko Widodo. Melalui akun Twitternya @jokowi menyampaikan duka cita.
“Innalillahi wa inna ilaihi rajiun. Turut berdukacita atas berpulangnya legenda bulutangkis putri Indonesia, Ibu Hj. Verawaty Fajrin, pagi ini, di Jakarta. Semoga amal ibadah almh. mendapatkan ganjaran yang setimpal dari Allah SWT, dan keluarga yang ditinggalkan kuat dan sabar,” tulis Jokowi.
Begitu juga Menteri Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia (Menpora RI) Zainudin Amali juga mengucapkan duka mendalam.
“Sebagai Menpora, saya mengucapkan turut berduka cita yang mendalam atas meninggalnya ibu Verawaty Fajrin. Beliau adalah salah satu legenda bulu tangkis Indonesia yang memberikan inspirasi dan prestasi yang luar biasa bagi kita semua. Saya berdoa semoga almarhum husnul khotimah dan keluarga yang ditinggal selalu diberi keikhlasan,” ucap Menpora Amali dilansir dari laman Kemenpora.go.id, Minggu (21/11/2021).
Berangkat dari rumah duka Kavling DKI Cipayung, Jl. Durian Blok T 1 No 23 RT 01 / 08, Cipayung, Jakarta Timur, jenazah Vera dimakamkan di TPU Tanah Kusir Jakarta Selatan. Sebelumnya disalatkan di Masjid Al Islam, kawasan Cipayung, Jakarta Timur.
Prestasi
Vera memang berprestasi. Pada tunggal putri, Legenda Bulutangkis Indonesia kelahiran Jakarta, 1 Oktober 1957 ini sukses menjuarai Kejuaraan Dunia 1980 di Jakarta. Dia menjadi kampiun usai di final mengalahkan rekannya, Ivana Lie,11-1, 11-3.
Setahun sebelumnya, bersama Imelda Wigoena, Vera juga merebut juara All England 1979 setelah menekuk Atsuko Tokuda/Mikiko Takada (Jepang), 15-3, 10-15, 15-5.
Mereka pun menjadi pasangan ganda putri kedua Indonesia yang sukses di All England setelah Minarni/Retno Kustiyah yang melakukannya pada 1968. Bersama Imelda pula, Vera merebut emas SEA Games Manila 1981.
Bersama Imelda pula, Vera juga sukses merebut medali emas Asian Games VIII/1978 di Bangkok. Dalam final, Vera mengalahkan Chiu Yu Fang/Cheng Hui Ming (China). Sebelumnya, mereka juga memenangi titel Denmark Terbuka 1978.
Kemudian, bersama Eddy Hartono, Vera juga ikut mengantarkan Indonesia memboyong Piala Sudirman 1989.
Mereka menjadi penentu kemenangan tim Garuda 3-2 atas Korea Selatan setelah mengatasi Park Joo-bong/Chung Myung-hee, 18-13, 15-3. (Marstinus)