Free Porn
xbporn
Senin, 10 Maret 2025
spot_img
spot_img
BerandaInspiratifTato Juliadin Hidayawan: Konsisten dan Seimbang, Kunci Integritas dalam Pengabdian

Tato Juliadin Hidayawan: Konsisten dan Seimbang, Kunci Integritas dalam Pengabdian

Pengalaman dalam hidup termasuk bekerja berperan penting untuk membentuk karakter seseorang. Bahkan filsuf, Albert Einstein pun mengatakan bahwa ‘Satu-satunya sumber dari pengetahuan adalah pengalaman’. Tidak heran, pengalaman menjadi hal yang berharga bagi kebanyakan orang, terutama apabila berkaitan dengan pengabdian kerja bagi negara dan masyarakat.

Meskipun untuk mendapatkan makna dan pengetahuan, pengalaman yang dilalui tidak melulu baik. Beberapa diantaranya bahkan kurang menyenangkan namun tetap memuat pelajaran. Hal tersebut juga yang dimaknai Tato Juliadin Hidayawan sepanjang pengabdiannya di bidang keimigrasian.

Pria kelahiran 29 Juli 1969 ini tercatat telah 22 tahun lebih menjalani peran dan tanggung jawab dari beberapa jabatan di Keimigrasian. Tato mengawali karir di Kanim Kelas I Jakarta Barat pada 1999 silam. Kemudian penugasan pertama diembannya sebagai pejabat imigrasi (Pejim) di Kanim Kelas I Batam (2002-2006).

Tidak lama berselang, Tato diminta mengawakk Sub Seksi Waskim Kantor Imigrasi (Kanim) Kelas I Tangerang (2006-2008), lanjut ke jabatan selanjutnya sebagai Kepala Sub Seksi Unit C Kanis Kelas I Soekarno Hatta (2008-2011) serta Kepala Seksi Visa Kunjungan Direktorat Visa (2011-2013).

Pada 2013, Tato dipindahtugaskan ke Blitar untuk menjabat sebagai Kepala Kanim Kelas II Blitar (2013-2016).  Pada 2016-2017 dirinya kembali ke Jakarta untuk menempati posisi Kepala Kanim Kelas I Jakarta Pusat. Setahun berselang, Tato kembali dimutasikan.

Tato juga pernah ke negeri tirai bambu Cina tepatnya di Beijing sebagai Atase Imigrasi di KBRI Beijing (2017-2021). Kini, dirinya kembali ke tanah dan per Februari 2021, didapuk menempati posisi Kepala Kanim Kelas I Khusus TPI Medan (2021-sekarang).

“Keluarga besar saya banyak sekali yang berkecimpung di dunia hukum. Imigrasi memiliki fungsi penegakan hukum tetapi berbeda dimensi dengan TNI dan Polri. Hal tersebut menjadi daya tarik tersendiri bagi saya untuk terjun mendalami dunia imigrasi,” ungkap Tato perihal minat pada profesinya.

Dirinya mengaku setiap wilayah dan jabatan yang dipercayakan padanya membawa banyak pengalaman tersendiri. Terlebih kala menempati posisi sebagai Atase Imigrasi di KBRI Beijing.

Tato mendapatkan banyak pengetahuan serta pergaulan profesional pada dunia internasional. Peraih gelar sarjana ilmu hukum Universitas Lampung dan Master jurusan Manajemen Universitas Krisnadwipayana ini mendapat banyak masukan dalam hal diplomasi dengan berbagai macam mitra/counterpart seperti pemerintah RRT, konsulat negara Lain atau juga atase imigrasi lainnya.

Selain itu, Tato menerangkan budaya kerja di Beijing termasuk kedisiplinan pekerja menjadi benchmark yang ia terapkan saat memimpin di jajaran imigrasi saat ini.

“Pengalaman dan ilmu sebagai pribadi saat bertugas sebagai Atase Imigrasi di KBRI Beijing luar biasa. Hal tersebut menuntun saya untuk bertumbuh dalam segala hal dan bisa menyesuaikan dengan berbagai tuntutan pada lingkungan diplomasi internasional,” ujarnya.

Tantangan Keimigrasian di Tengah Pandemi Covid-19

DI jabatannya kini, sebagai Kepala Kanim Kelas I Khusus TPI Medan, Tato berperan dalam, pelaksanaan tugas dan fungsi keimigrasian di Wilayah Medan. Hal tersebut meliputi penyusunan rencana kerja dan rencana operasional di bidang keimigrasian, pengarahan mengenai petunjuk pelaksanaan tugas serta evaluasi secara berkala.

Kepala Kanim Kelas I Khusus TPI Medan Tato Juliadin Hidayawan bersama keluarga.

Selain itu, dirinya juga bertanggung jawab terhadap program reformasi birokrasi untuk menciptakan budaya kerja yang transparan dan akuntabel dalam rangka pencegahan korupsi dan peningkatan kualitas pelayanan publik.

Tato bekerja membawahi 246 pegawai Kanim Kelas I Khusus TPI Medan meliputi 18 Pejabat Struktural (1 Kepala Kantor, 4 Kepala Bidang, 1 Kepala Bagian, 11 Kepala Seksi, 2 Kepala Sub Bagian). Dalam menjalankan serangkaian peran dan fungsi tersebut, tersebut Tato mengaku memiliki dua tantangan besar yakni penyelarasan pelaksanaan aturan-aturan keimigrasian di lapangan dan menjaga pelaksanaan protokol kesehatan yang ketat di lingkungan Kanim Kelas I Khusus TPI Medan.

“Terbitnya beberapa aturan keimigrasian di masa pandemi ini harus bisa secara cepat diterima, dipahami, dan dilaksanakan oleh petugas- petugas kita. Oleh sebab itu saya berupaya membangun  komunikasi yang baik dengan seluruh jajaran tentang aturan keimigrasian di masa pandemi,” papar alumnus Pendidikan Teknis Keimigrasiaan (PTK) Angkatan 24 ini.

Selain itu, dirinya menambahkan untuk protokol kesehatan, Kanim Kelas I Khusus TPI Medan mengupayakan wastafel dan sabun cuci tangan, cairan antiseptik, alat ukur suhu tubuh, membuat pembatas kaca antara petugas dan pemohon, melakukan penyemprotan disinfektan secara berkala, pelaksanaan WFH-WFO, meminimalisir perjalanan dinas dan pertemuan tatap muka, serta pelaksanaan rapid atau swab test kepada pegawai secara berkala.

“Menurut saya, kita memang harus hidup berdampingan dengan Covid. Dari sisi keimigrasian upaya pembatasan mobilitas dilakukan berbarengan dengan pemulihan ekonomi. Bisa saja pemerintah mengeluarkan kebijakan lockdown total, namun bagaimana nasib para pekerja dengan yang hanya bisa makan dari upah harian yang didapat. Ini memang merupakan tantangan yang berat, namun pasti bsia teratasi. Lewat bergotong-royong, saling membantu, saling mengingatkan, menyebarkan informasi positif dan bukan hoax, kita bisa melewati krisis ini,” ungkap Tato.

Sejauh ini beberapa program keimigrasian yang diterapkannya di Kanim Kelas I Khusus TPI Medan berupa penerbitan paspor dengan EAZY Paspor sebagai inovasi unggulan. Terdapat juga pemberian izin tinggal, sosialisasi keimigrasian, pengawasan orang asing bersama TIMPORA, dan pemeriksaan keimigrasian di TPI Kualanamu.

Ke depannya, Tato menargetkan Kanim Kelas I Khusus TPI Medan menjadi organisasi yang profesional dan modern dengan mengedepankan pelaksanaan tugas berbasis teknologi informasi dan media komunikasi efektif. Selain itu, Ia juga bertekad mengulang prestasi meraih predikat WBK serta WBM yang pernah ditorehkan Kanim Kelas I Khusus TPI Medan pada 2018 dan 2019.

Pantau Perkembangan Keluarga Lewat Video Call

Meski menjabat tampuk tertinggi di Kanim Kelas I Khusus TPI Medan, Tato dikenal sebagai pemimpin yang ramah dan open minded. Dirinya menjalin hubungan yang baik dengan rekan kerja atau bawahan dengan memberikan kesempatan untuk menyampaikan pendapat demi kemajuan instansi.

Di keluarga, ayah tiga anak dan satu cucu ini pun dikenal sebagai sosok pribadi yang hangat. Sebisa mungkin pria yang gemar berolahraga sepeda ini menyempatkan waktu di sela kesibukannya untuk memantau kabar istri dan anak, serta sang cucu meski hanya lewat gawai.

“Sebagai suami dan ayah serta kepala keluarga saya juga harus mampu bersikap baik walaupun tidak selalu berada di tengah-tengah keluarga. Istri dan keluarga sudah dengan sepenuh hati, jiwa dan raga mendukung saya sebagai Kepala Kanim Kelas I Khusus TPI Medan Medan. Oleh sebab itu, setiap hari saya tetap mengawasi perkembangan anak dan cucu dari jarak jauh via alat komunikasi (video call),” ungkapnya.

Menjalani peran secara optimal baik sebagai Pimpinan di Kanim Kelas I Khusus TPI Medan maupun sebagai kepala keluarga bagi Tato adalah sebuah bentuk keseimbangan hidup. Upaya untuk konsisten melakukan kedua peran tersebut juga menjadi definisi integritas sesungguhnya bagi Tato.

“Pelaksanaan integritas pada diri pribadi saya bisa terlihat jelas dalam hal konsisten dan seimbang tersebut. Konsisten dalam arti seluruh pikiran, ucapan serta tindakan seseorang harus benar-benar menggambarkan suatu prinsip yang jelas mencerminkan kualitas orang tersebut. Seimbang, artinya kemampuan saya pribadi untuk bisa menempatkan diri untuk bersikap pada waktu dan kesempatan yang sesuai,” tandas Tato optimistis. (Angelina)

spot_img
- Advertisment -spot_img

TERPOPULER

KOMENTAR TERBARU