Lingkungan kerja yang nyaman menjadi idaman setiap orang. Ya, tentunya lingkungan kerja yang ditunjang dengan fasilitas yang baik pastinya menunjang kinerja. Tidak hanya fasilitas, kebersihan dan keindahan menjadi faktor penting yang membuat betah dalam bekerja. Para pegawai pun akan lebih bersemangat dan penuh ide menjalani hari-harinya.
Hal ini juga yang diyakini Yohanes Waskito atau yang akrab dipanggil Waskito dalam mengabdikan dirinya sebagai Kalapas Kelas IIA Bogor. Dalam menjalankan tugasnya, pria kelahiran Jakarta, 10 Desember 1965 ini selalu berpedoman mencarikan solusi dan berinovasi guna memberikan pelayanan terbaik kepada Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP) dan Masyarakat.
“Inovasi yang saya lakukan adalah merenovasi kamar mandi tamu yang pada saat itu sangat kumuh berdasarkan konsep pribadi. Saya memulai menata toilet khusus pengunjung/tamu dengan mendesign toilet yang memenuhi standar peruntukannya dengan menambah sentuhan seni dan aksesoris,” katanya.
Dia berkeinginan, membuat suasana hati pengunjung yang berada di kamar mandi tersebut nyaman karena toiletnya bersih, asri dan penuh sentuhan seni.
Selain itu, dirinya juga membuat tempat wudhu bagi staff Lapas. Selama ini, Waskito mengamati para staff ketika akan menjalankan kewajiban sholat 5 waktu tempat mengambil wudhu di toilet pegawai sehingga membuat antrian yang cukup panjang. Untuk itu, ia berinisiatif membuat ruang khusus wudhu berkonsep natural.

Pada toilet berdimensi kurang lebih 2 x 3 m dan 2 x 3,5 m ini Yohanes memilih bahan material keramik bermotif bambu dengan konsep air yang mengalir dari gentong dilengkapi penutup pancuran air yang terbuat dari kayu.
Menurutnya, konsep tempat wudhu seperti itu akan membuat suasana batin lebih nyaman karena alam pedesaan terasa ada di kampung halaman sendiri.
“Sebelum memulai merenovasi terlebih dahulu saya memikirkan dengan adanya toilet senyaman mungkin. Kemudian dalam proses pengerjaanya melibatkan Kasubag TU, Kaur Umum, Staff, beberapa tukang dan warga binaan yang ikut membantu. Proses pengerjaan toilet ini memakan waktu kurang lebih 10 hari, sedangkan untuk tempat wudhu 14 Hari,” paparnya.
Selain toilet dan tempat wudhu, bagian perkantoran Lapas pun tidak luput dari sentuhan Waskito. Dirinya menambahkan taman gantung untuk menambah estetika pemandangan halaman Lapas Kelas II A Bogor.
Meski sangat menyukai seni dan keindahan, bukan berarti Waskito abai akan aspek keamanan. Lulusan S1 Hukum Universitas Sulawesi Tenggara, S2 Hukum Bisnis Universitas Tinggi Ilmu Hukum Iblam serta S2 Management Prison Universitas Indonesia ini pun menerapkan inovasi pada bidang keamanan.
“Mengaktifkan kembali Door Lock pada pintu steril/pintu penyekat, memasang Door Phone pada pintu P2U serta mengaktifkan kembali mesin x-ray di area P2U. Saya melakukan dalam pembenahan fasilitas umum di Lapas Kelas IIA Bogor agar para tamu, pengunjung bisa merasakan suasana yang nyaman dan aman,” terangnya.
Selain rangkaian inovasi tersebut, tentunya Waskito tidak lupa akan peran dan tanggung jawab utamanya sebagai Kalapas Kelas IIA Bogor serta program-program reguler yang diagendakannya.

Program-program tersebut antara lain peningkatan kedisiplinan petugas, perbaikan sarana dan prasarana Lapas Kelas IIA Bogor, konsiten terhadap Program P4GN (Program Pencegahan, Pemberantasan, Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkoba) secara konsisten serta peningkatan service kepada warga binaan dan masyarakat umum.
Ke depannya, Waskito pun berharap akan tetap konsisten dalam pengabdiannya kepada sebagai Kalapas Kelas IIA Bogor sekaligus melakukan inovasi demi pelayanan yang lebih baik bagi WBP dan masyarakat demi terciptanya WBK (Wilayah Bebas dari Korupsi) dan WBBM (Wilayah Birokrasi Bersih Melayani).
“Untuk kedepannya rencana inovasi adalah membuat tempat salat dengan nuansa kearifan lokal Sunda menggunakan bahan dari kayu dan bambu serta pintu putar untuk meminimalisir gangguan keamanan. Saya berharap Lapas Kelas IIA Bogor menjadi asri sehingga menghilangkan kesan seram sekaligus dapat memberikan pelayanan terbaik dengan cepat, efektif, dan tidak ada pungutan biaya. Semua ini guna mewujudkan Lapas Kelas IIA Bogor yang berpredikat WBK serta WBBM,” pungkas pria yang pada tahun 2020 meraih predikat pegawai teladan saat bertugas di Lapas Narkotika Jogyakarta. (Rio)