Jakarta- Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) memecat pegawai KPK tidak hormat. Gara-gara tak berintegritas, ia ketahuan mencuri 1,9 kg emas barang rampasan perkara korupsi bekas pejabat Kementerian Keuangan atas nama Yaya Purnomo.
Ulah pegawai KPK pada satuan tugas Direktorat Barang Bukti dan Eksekusi berinisial IGAS itu merusak reputasi KPK. Meski begitu, KPK tak malu mengungkapkan ulah IGAS ke publik.
“Apa yang dilakukan oleh pelaku merupakan kesalahan dan telah merusak reputasi KPK. Tapi kami memilih untuk membukanya. Sehingga menjadi pelajaran bersama dan merupakan tanggung jawab KPK menyampaikan kebenaran dengan jujur,” ujar Plt jubir KPK, Ipi Maryati Kuding, Jumat (9/4/2021).
Kini, anggota pada Satuan Tugas pada Direktorat Barang Bukti dan Eksekusi di KPK berinisial IGAS tersebut. Usai, KPK pecat juga menghadapi proses hukum di Polres Jaksel. Sebab atas ulah IGAS itu, KPK melaporkannya ke polisi atas dugaan pencurian barang bukti.
Ipi Maryati Kuding juga menambahkan, bahwa IGAS sudah menerima hukuman etik berat. IGAS menerima sanksi pemecatan tidak dengan hormat. Demi komitmen menjaga integritas lembaga anti rasuah Indonesia ini.
“Juga menjaga amanah dan harapan masyarakat Indonesia kepada KPK,” ucapnya.
Sanksi berat pemecatan pegawai KPK berinisial IGAS, Ipi Maryati Kuding, menegaskan bahwa Dewan Pengawas KPK membuktikan tidak hanya berani memproses pelaku korupsi. Namun juga menegakkan aturan internal kepada pegawai KPK melanggar prosedur bekerja KPK.
Lebih lanjut, barang bukti korupsi berupa emas 1,9 kg yang IGAS curi untuk membayar utang mengikuti bisnis forex. IGAS sudah menebus barang bukti yang ia gadaikan itu dengan uang dari warisan orangtuanya. Menurut Ipi Maryati, barang bukti tersebut akan dilelang dalam waktu dekat.
“Kami pastikan prosesnya tidak terkendala akibat peristiwa ini,” ungkapnya. (Juan)
