Free Porn
xbporn
Rabu, 12 Maret 2025
spot_img
spot_img
BerandaSosokMerangkul Warga Binaan dan Pegawai Secara Kekeluargaan

Merangkul Warga Binaan dan Pegawai Secara Kekeluargaan

PEMIMPIN tidak melulu tentang sosok yang berdiri di barisan paling depan, berkoar-koar dengan suara lantang, dengan postur tubuh yang tegap. Banyak berbuat untuk kebermanfaatan lingkungan sekitar juga termasuk karakter pemimpin. Justru dengan tindakan nyata, akan lebih bisa mempengaruhi orang di sekitar untuk melakukan hal yang sama ketimbang hanya lewat kata-kata saja.

Hal tersebutlah yang diyakini Dian Artanto, Amd.IP,SH,MH dalam menjalani perannya sebagai Kepala Lembaga Pemasyarakatan (Kalapas) Kelas IIB Bondowoso Kementerian Hukum dan HAM (Kemenkumham) Kantor Wilayah Jawa Timur (Jawa timur).

Pria yang memiliki motto hidup “ Kepemimpinan itu adalah Tindakan bukan jabatan” tercatat sudah 17 tahun mengabdikan diri sebagai insan Kemenkumham di Lapas. Bukan waktu yang sebentar memang. Namun besarnya dorongan ingin melayani sebagai Aparatur Sipil Negara (ASN) membuatnya semangat dalam menjalani tanggung jawab profesi.

“Minat saya muncul karena dengan kondisi lahir dari orang tua guru yang juga merupakan ASN menjadikan ketertarikan tersendiri untuk melanjutkan karir sebagai seorang ASN/ PNS,” ujar Dian.

Setelah Lulus AKIP pada tahun 2006, dirinya ditempatkan di Lapas Kelas IIA Batam (2006-2011) sebagai Staf KPLP. Kemudian dipindahtugaskan sebagai Kasubsi Registrasi di Lapas Kelas IIA Pekanbaru (2011-2016). Selanjutnya Dian digeser sebagai Kasubsi Bimkemaswat di Lapas kelas IIA Pekanbaru (2016).

Di tahun 2017-2020, dirinya didapuk menempati posisi Ka.KPLP di Lapas Kelas IIA Bengkalis. Tahun selanjutnya (2020-2022) Dian diberi amanah sebagai Kalapas Kelas III Labuhan Bilik. Tidak lama berselang diminta menjadi Kepala Rupbasan Kelas 1 Pekanbaru (2022), hingga kahirnya penugasan terbarunya sebagai Kalapas Kelas IIB Bondowoso.

Sebagai Kalapas, tentunya Dian bermitra dengan pegawai lainnya sebagai Tim dan Warga Binaan Pemasyarakatan. Menariknya, pria kelahiran Bojonegoro, 22 Januari 1984 justru menekankan perilaku ramah baik kepada pegawai maupun WBP.

“Saya mencoba humanis dan kekeluargaan dalam merangkul pegawai dan WBP supaya mendukung program yang akan diterapkan maupun program dari pusat. Setiap pegawai pada dasarnya mempunyai kemampuan dan kelebihan masing- masing. Namun bukan berarti pegawai yang bermasalah itu harus dikucilkan atau dimusuhi. Kita harus bisa gali kemampuannya dan disalurkan ke hal yang positif dan bermanfaat,” papar peraih gelar Sarjana Hukum Universitas Bata ini.

Menakhodai Lapas Kelas IIB Bondowoso, Dian pun selalu berupaya menjadi role model yang menerapkan nilai PASTI. Inovasi dan tim yang solid adalah hal yang selalu ada dalam kepemimpinannya.

Saah satu inovasi yang dilakukan adalah program Masuk NAPI Keluar Menjadi GURU Ngaji bagi WBP. Inovasi ini berupa kamar santri yang diprogram menggunakan metode Qiraati, bekerjasama dengan Lembaga Pendidikan Qiraati yang mengajarkan ilmu membaca Al-Quran dengan benar.

Ada juga Back to Basics yaitu sebuah program yang berfungsi untuk mengoptimalkan pelaksanaan tugas dan fungsi pemasyarakatan dengan strategi. Program ini mengarah langsung pada pelaksanaan tugas pemasyarakatan guna mewujudkan Pemasyarakatan PASTI serta berpegang teguh pada Tri Dharma Pemasyarakatan. Selain itu, Dian pun mengoptimalisasikan pegawai yang mempunyai keahlian IT di Lapas Kelas IIB Bondowoso untuk meningkatkan kehumasan sekaligus menyebarkan informasi tentang kegiatan dan program yang dilaksanakan.

“Saat ini, bersama Lapas kelas IIB bondowoso menciptakan Lapas yang bersih dari Halinar (HP, pungli dan Narkoba) dan mendapatkan predikat Wilayah Bebas Korupsi (WBK) serta memberikan pelayanan yang terbaik bagi masyarakat,’ tandas Dian soal target pencapaiannya.

Prioritaskan Quality Time Bersama Keluarga

Sikap akrab dan tutur kata ramah Dian tidak hanya dirasakan WBP dan pegawai Lapas Kelas IIB Bondowoso. Keluarga yakni istri dan ketiga oran anaknya pun terbilang sangat dekat dengan Dian. Itulah sebabnya menikmati momen khusus bersama keluarga adalah hal yang wajib dilakukan olehnya.

“Keluarga sangat mendukung dalam pengabdian. Meskipun beberapa kali mendapat tugas dengan berpindah-pindah daerah, dukungan saat ini dengan ikut pindah ke Kabupaten Bondowoso. Saya berusaha tetap quality timr untuk berkumpul dan bercengkrama bersama keluarga sekaligus menjalankan peran sebagai ayah bagi anak-anak,” ungkapnya.

Sementara bagi dirinya pribadi, Dian memilih bersepeda sebagai me time sekaligus melepas penat bekerja.

“Karena dengan bersepeda bersama- sama, tertawa dan menikmati pemandangan alam yang indah dibondowoso dapat merefresh kembali Lelah selama melaksanakan pekerjaan,” pungkasnya. (Angelina)

spot_img
- Advertisment -spot_img

TERPOPULER

KOMENTAR TERBARU