Kupang-Kepala Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Nusa Tenggara Timur (Kemenkumham NTT), Marciana Dominika Jone beraudiensi dengan Kepala Ombudsman RI Perwakilan NTT, Darius Beda Daton di Kantor Ombudsman NTT, Kamis (6/5/2021).
Kepala Kantor Wilayah Kemenkumham NTT, Marciana Dominika Jone bersama jajarannya menyampaikan terima kasih atas kerja sama yang sudah lama terjalin antara Kantor Wilayah Kemenkumham NTT dengan Ombudsman.
“Terutama dalam penyelesaian masalah hukum dan HAM. Khususnya melalui Tim Pelayanan Komunikasi Masyarakat atau Yankomas. Secara khusus, Kantor Wilayah Kemenkumham NTT mengapresiasi Ombudsman, yang selalu meminta klarifikasi dalam upaya penanganan masalah-masalah di bidang Pemasyarakatan dan Keimigrasian,” ujar Marciana Dominika Jone.
Selain itu, Kantor Wilayah Kemenkumham NTT mengapresiasi Ombudsman saat bersama-sama menyusun dan mereview Maklumat Pelayanan Kantor Wilayah dan 22 Maklumat Pelayanan Turunan, pada 2020 lalu.
“Tahun ini, kami sudah melakukan sosialisasi Maklumat Pelayanan tersebut. Dan kami wujudkan ke dalam Standar Operasional Prosedur. Kami sedang mempersiapkan diri untuk meraih Wilayah Bebas dari Korupsi,” ujarnya.
Ditambah lagi pada 24-30 Mei mendatang, tim penilai internal dari pusat akan turun melakukan penilaian Kantor Wilayah Kemenkumham NTT menuju Wilayah Bebas dari Korupsi) dan Wilayah Birokrasi Bersih Melayani (WBK dan WBBM).
“Kantor Wilayah Kemenkumham NTT memang masih belum sempurna dalam memberikan pelayanan terbaik kepada masyarakat. Namun, terus berusaha untuk melakukan pembenahan,” ujarnya.
Sinergi Ombudsman dan Kemenkumham NTT
Sementara itu, Kepala Ombudsman RI Perwakilan NTT, Darius Beda Daton mengapresiasi atas kerja sama yang telah berjalan baik antara Ombudsman dengan Kantor Wilayah Kemenkumham NTT meliputi satuan kerjanya.
Menurut Darius, Ombudsman RI Perwakilan NTT bahkan banyak belajar dari Kantor Wilayah Kemenkumham NTT. Mengingat selama ini, Ombudsman selalu dilibatkan dalam program dan kegiatan Kanwil NTT seperti Yankomas, penerimaan CPNS, penyusunan standar Maklumat Pelayanan.
Juga kerja sama komunikasi dengan Lapas maupun Rutan, dan Imigrasi, hingga pengharmonisasian produk hukum daerah.
“Ombudsman khususnya dilibatkan dalam pembahasan peraturan daerah tentang pelayanan publik. Kami berharap kerja sama ini terus terjalin. Kalau Ombudsman ada kunjungan ke daerah, kami pasti menyempatkan diri untuk mampir ke satuan kerja Kemenkumham,” ujarnya.
Dalam pembangunan Zona Integritas menuju WBK dan WBBM, lanjut Darius, Ombudsman masuk sebagai salah satu tim penilai. Namun demikian, pihaknya tetap ingin berperan membantu Kantor Wilayah Kemenkumham NTT dengan satuan kerjanya di daerah.
Supaya minimal dapat memenuhi instrumen pada area peningkatan kualitas pelayanan publik. Apalagi sebagai pengawas, Ombudsman juga bertanggung jawab atas peningkatan kualitas pelayanan publik.
“Saya senang kalau semakin banyak satuan kerja yang meraih penghargaan WBK. Karena itu artinya koordinasi yang dilakukan dengan Ombudsman sudah berjalan dengan baik,” tambahnya lagi. (Citra)