Jakarta-Menjalani masa Pendidikan sebagai taruna di Akademi Ilmu Pemasyarakatan (AKIP) menjadi pengalaman berharga bagi Irwanto Dwi Yhana Putra. Pria kelahiran Jember, 26 Juli 1988 ini hampir saja urung mengikuti tahapan napak tilas karena sedang terkena penyakit cacar air.
“Saat itu saya tidak bisa mengikuti program pembinaan fisik terakhir yaitu kegiatan napak tilas. Perasaan malu dan kecewa saat tidak bisa mengikuti kegiatan pembinaan fisik penutup. Namun Direktur AKIP yang dijabat oleh Bapak Djoko Setiyono (alm) menyatakan bahwa saya tidak boleh putus asa. Saya bisa tetap mengikuti napak tilas di tahun yang akan datang. Lebih lanjut beliau ingin bahwa saya ikut kegiatan tersebut bukan mengikuti sebagai status taruna biasa, tapi harus sebagai fungsionaris taruna. Hingga saat itu tiba, hal tersebut pun terwujud atas kehendak Tuhan,” paparnya terkenang.
Selepas lulus AKIP di tahun 2009 lalu, Irwanto melanjutkan Pendidikan sarjana ke STIA Yappan Jakarta tahun 2012 dan paska sarjana di Institut STIAMI Jakarta tahun 2016. Kini dirinya didapuk menempati posisi sebagai Kepala Rumah Tahanan Negara (Karutan) Kelas IIB rembang. Irwanto merupakan Karutan termuda di lingkungan Kanwil Kemenkumham Jawa Tengah.
“Sangat penting bagi saya untuk menjaga kepercayaan yang diberikan pimpinan untuk menjalankan tugas fungsi pelayanan dan perawatan tahanan, pemeliharaan dan ketertiban serta pengelolaan dan urusan tata usaha Rutan. Pentingnya menjadi servant leader dalam memberikan pelayanan publik terbaik bagi masyarakat adalah hal mutlak yang harus diwujudkan,” pungkas Irwanto. (Ina)