Jakarta-Masyarakat diharapkan menanggalkan stigma terhadap Anak Berhadapan Hukum. Masyarakat juga jangan melihat anak berhadapan hukum sebagai penjahat kecil.
“Konstitusi negara RI dengan jernih menyebutkan bahwa setiap anak berhak atas kelangsungan hidup, tumbuh, berkembang, serta perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi. Begitupun dengan anak yang berhadapan dengan hukum” tutur Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia (Menkumham), Yasonna Laoly saat memperingati Hari Anak Nasional 2021, Jumat (23/7/2021).
Menteri Yasonna meneruskan, bahwa kenyataan bahwa mereka (Anak Berhadapan Hukum) harus masuk dalam sistem peradilan pidana anak dan menjalani masa pidana. Tak berarti bahwa hak mereka atas pembinaan, pendidikan, hingga pelayanan kesehatan jadi terabaikan.
“Kegiatan pembinaan terhadap anak yang berhadapan dengan hukum dilakukan semata untuk mempercepat proses kembalinya mereka ke tengah keluarga dan masyarakat. Tentu misi ini akan lebih mudah tercapai bila semua pihak berkomitmen untuk menanggalkan stigma terhadap anak-anak yang berhadapan dengan hukum. Mereka jangan lagi dilihat sebagai penjahat kecil, melainkan calon-calon penerus bangsa yang tetap harus dilindungi haknya,” tambahnya lagi.
Lebih lanjut, sebanyak 1.020 anak binaan mendapat remisi dari Direktorat Jenderal Pemasyarakatan Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia. Dari jumlah tersebut, sebanyak 1.001 anak mendapat RAN I atau pengurangan sebagian masa hukuman. Dan 19 lainnya mendapat RAN II alias langsung bebas.
“Upaya menjaga kepentingan terbaik anak-anak yang berhadapan dengan hukum bisa hadir dalam berbagai bentuk, termasuk melalui remisi anak. Pemberian remisi ini bukan sekadar amanat undang-undang. Melainkan bentuk nyata kepedulian Kementerian Hukum dan HAM dalam mengedepankan kepentingan anak. Dan mempercepat reintegrasi anak ke tengah-tengah masyarakat,” ucap Menteri Yasonna Laoly.
“Satu-satunya harapan dari pemberian remisi anak ini tak lain agar anak bisa semakin cepat berkumpul kembali dengan keluarga dan masyarakat dalam rangka menata kembali masa depannya menjadi lebih baik lagi,” tambahnya lagi.
Enam Penghargaan LPKA Ramah Anak
Hari Anak Nasional 2021 ini, Menkumham Yasonna juga mengingatkan jajarannya bertugas melakukan pembinaan terhadap anak berhadapan dengan hukum di Lembaga Pembinaan Khusus Anak (LPKA). Senantiasa mengedepankan kepentingan terbaik anak.
Pekan lalu, sebanyak enam LPKA di bawah Kemenkumham menerima penghargaan dari Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak sebagai LPKA Ramah Anak, yakni LPKA Kelas II Maros, LPKA Kelas II Banda Aceh, LPKA Kelas II Ternate, LPKA Kelas I Tangerang, dan LPKA Kelas II Lombok Tengah.
“Saya tak lelah mengingatkan agar petugas LPKA menjalankan peran serta fungsinya sesuai prinsip-prinsip pemasyarakatan dengan mengedepankan kepentingan terbaik anak dan memastikan semua hak anak tetap terpenuhi kendati mesti menjalani pembinaan khusus di LPKA,” tutur menteri yang lahir di Sorkam, Tapanul Tengah itu.
Menteri Yasonna Laoly meminta kepada para petugas LPKA untuk betul-betul memperhatikan, mengayomi, serta mendidik anak-anak binaan. Supaya kelak saat kembali ke masyarakat. Hidup anak-anak yang berhadapan dengan hukum tidak berhenti sampai di sini. Sebab, perjalanan Anak Berhadapan Hukum masih panjang.
“Dan adalah tugas kita dalam membimbing serta memberikan bekal kepada mereka untuk bisa menempuh jalan panjang itu. Masa depan bangsa ini terletak di tangan dan pundak anak-anaknya. Karena itu, melindungi kepentingan terbaik anak, termasuk anak yang berhadapan dengan hukum, sama artinya dengan melindungi masa depan bangsa,” ungkapnya. (Juan)