Free Porn
xbporn
Senin, 9 Juni 2025
spot_img
spot_img
BerandaSosokWijaya Adibrata, SH., MH: "Utamakan Edukasi"

Wijaya Adibrata, SH., MH: “Utamakan Edukasi”

Memberikan edukasi dan berbagi pengetahuan serta melakukan pelatihan untuk meningkatkan kemampuan petugas menjadi prioritas pertama bagi Kepala Kantor Imigrasi Kelas III non TPI Banggai, Wijaya Adibrata, SH., MH.

Tujuannya agar pegawai mampu memberikan pelayanan yang terbaik bagi masyarakat dengan berlandaskan pada kredo PASTI (Profesional, Akuntabel, Sinergi, Transparan dan Inovatif) yang dicanangkan Menteri Hukum dan HAM RI, Yasonna H. Laoly, S.H., M.Sc., Ph.D.

Menurut Wijaya, menumbuhkan kemampuan multitalenta/multi skill petugas menjadi sangat penting dalam mengawasi dan memberikan pelayanan di wilayah hukum, serta untuk menghadapi tantangan di lapangan.

Edukasi yang diberikan juga disertai  peningkatan sarana prasarana dengan aplikasi pendataan orang asing (SIPOA) dan memperkuat koordinasi dengan aparatur penegak hukum yang tergabung dalam Timpora, serta menjalin komunikasi dengan 6 kepala daerah yang ada di Sulawesi Tengah, yakni Kab. Banggai, Kab. Banggai Kepulauan, Kab. Banggai Laut, Kab. Tojo Una-una, Kab. Morowali Utara dan Kab. Morowali.

“Kami juga tetap melaksanakan koordinasi dengan Bapak Kadiv, Bapak Kakanwil dan Derektorat Jenderal Imigrasi, serta tetap menjalin hubungan yang baik dengan Forkominda di wilayah hukum kami,” ujar Wijaya.

Kendala terbatasnya jumlah petugas yang harus mengcover wilayah sangat luas menjadi teratasi berkat modal skill yang mumpuni. Skill tersebut juga bisa menjadi bekal bagi pegawai manakala dihadapkan pada tugas-tugas baru yang lebih menantang saat menapaki jenjang karir yang lebih tinggi.

“Regenerasi harus terus berputar demi kemajuan Kementerian Hukum dan HAM RI, karena itu seorang pemimpin harus bisa menciptakan pemimpin yang baru,” kata Wijaya.

Terkait kendala yang lain, dia menilai kurangnya kesadaran hukum keimigrasian dari Warga Negara Asing (WNA) terkait peraturan keimigrasian menjadi masalah yang kerap dihadapi.

Untuk itu, edukasi berupa penegakan hukum yang tegas tetapi humanis dilakukan kepada para WNA yang melakukan pelanggaran. Kendala lainnya adalah menurunnya jumlah permintaan paspor RI akibat pandemic Covid-19.

“Di mana pada saat pandemik ini pemohon kesulitan mendatangi Kantor Imigrasi,” tuturnya.

Solusinya, jelas Wijaya, adalah program Eazy Pasport dari Direktorat Jenderal Imigrasi, dimana pihaknya proaktif mendatangi masyarakat dengan membawa mobile unit sambil tetap mematuhi protap kesehatan.

Dia pun menjelaskan program-program kerja yang saat ini sedang dijalankan, antara lain meningkatkan PNBP Kantor Imigrasi Kelas III Non TPI Banggai maupun PAD di wilayah kerja, serta melakukan sosialisasi pelayanan Eazy Paspor dan membangun Aplikasi Pendataan Orang Asing yang dinamakan SIPOA.

“Serta membangun sarana prasarana kantor agar lebih representatif dalam melayani pemohon keimigrasian, baik WNI maupun WNA,” katanya.

“Sejauh ini semua anggota kami sudah bekerja dengan komitmen terhadap organisasi, serta loyal dan penuh kekompakan yang tinggi,” katanya.

Sempat Jadi Ajudan

Wijaya Adibrata lahir di Jakarta, 24 Mei 1988, sebagai bungsu dari dua bersaudara. Ayahnya (Djafar Albram) seorang Pegawai Negeri Sipil dan ibunya (Erly Wirasubrata) seorang Notaris.

Alumni S1 Sarjana Hukum Universitas Sumatera utara (USU) dan S2 jurusan hukum Universitas Krisna Dwipayana, yang sekarang sedang mengikuti program S3 bidang Hukum di Universitas Pajajaran Bandung ini mengawali karir di Kemenkumham pada Direktorat Jenderal Kekayaan Intelektual, dengan menjadi Ajudan ADC Direktur Jenderal Prof Ahmad M Ramli selama 2 tahun 5 bulan.

“Lalu pada saat pendaftaran pendidikan khusus keimigrasian dibuka, saya mendaftar dan alhamdulillah saya lulus, lalu lanjut mengikuti pendidikan di BPSDM Cinere Gandul Depok dan menempuh pendidikan selama 1 tahun. Penempatan pertama saya menjadi petugas counter bandara pada Kantor Imigrasi Kelas I Khusus Soekarno Hatta,” ujarnya.

Wijaya dipercaya menjadi petugas counter selama 1 tahun dan menjadi asisten SPV selama 1 tahun 5 bulan. Lalu dia mendapatkan promosi menjadi Kepala Subseksi Status Keimigrasian pada Kantor Imigrasi Kelas II Bekasi. Di sana dia bertugas selama 1 tahun 3 bulan, sebelum mendapatkan promosi menjadi Kepala Seksi Unit B pada Kantor Imigrasi Soekarno Hatta selama 2 tahun, dan kemudian akhirnya menjabat Kepala Kantor Imigrasi Kelas III Non TPI Banggai sejak 18 Januari 2020.

Pengalaman paling berkesan selama berdinas yang dia rasakan adalah ketika bekerja sebagai Kepala Seksi Unit di Kantor Imigrasi Soekarno Hatta, karena pola kerja yang padat, serta membawahi 250 personil dengan tingkat resiko keamanan yang sangat tinggi disertai berbagai macam permasalahan yang harus diatasi.

“Pengalaman yang saya temui itu semua menjadi guru bagi saya karena penempatan bertugas di Bandara Soekarno Hatta mengasah keahlian dan kemampuan para petugas imigrasi, sehingga kami merasakan Kawah Candra Dimuka yang sebenarnya dalam penugasan di lapangan,” tandas Wijaya yang sudah dikaruniai 2 anak dari pernikahannya dengan Sarah Patriana O’Farrel. (EKA)

spot_img
- Advertisment -spot_img

TERPOPULER

KOMENTAR TERBARU