Free Porn
xbporn
Rabu, 12 Maret 2025
spot_img
spot_img
BerandaSosokL. Rendy Hasiholan Sitanggang, SE: Hati Tulus dan Ikhlas Menjadi Berkat

L. Rendy Hasiholan Sitanggang, SE: Hati Tulus dan Ikhlas Menjadi Berkat

DALAM dedikasi diri sebagai seorang Aparatur Sipil Negara (ASN), dibutuhkan rasa mencintai pekerjaan. Hal itu menjadi penting karena merupakan modal yang sangat baik dan luar biasa untuk menumbuhkan loyalitas. Sejak awal memutuskan ingin menjadi seorang ASN, L. Rendy Hasiholan Sitanggang, S.E telah lebih dahulu menanamkan dalam dirinya nilai-nilai kecintaan dan tulus mengabdi.

Pria kelahiran Bandung, 20 Oktober 1994 ini bertutur, tahun 2017 menjadi tahun yang paling berkesan baginya. Pasalnya di tahun tersebut Rendy menyelesaikan pendidikan Sarjananya sekaligus berhasil lolos seleksi CPNS Kemenkumham Riau untuk formasi Analis Keimigrasian Pertama.

“Berkat Tuhan yang luar biasa saya diberikan rezeki untuk lulus di Kementerian Hukum dan HAM. Sebelum saya di wisuda bulan Oktober 2017, saya sudah menyelesaikan pendidikan S1 melalui Yudisium Fakultas Ekonomi Universitas Riau di bulan Mei 2017. Pada saat menunggu wisuda, saya juga sempat menjadi Driver Go-Jek untuk mengisi waktu luang dan mencari tambahan pendapatan sebagai anak Kost. Akhirnya pada saat ada pengumuman penerimaan pendaftaran CPNS Kemenkumham di bulan Oktober 2017, saya coba beranikan diri mendaftar meskipun waktu itu belum wisuda. Puji Tuhan rezeki saya untuk menjadi bagian dari Kemenkumham di akhir tahun 2017,” ungkapnya.

Meskipun diakui Rendy dalam keluarga hanya dirinyalah yang meniti karir sebagai ASN Keimigrasian di Kemenkumham. Sang ayah adalah seorang polisi, sementara Ibunya adalah Ibu Rumah Tangga. Namun semangat dan keyakinan yang dimiliki Rendy menghantarnya di posisi saat ini yakni sebagai Analis Kemigrasian, sesuai dengan latar belakang pendidikan yang ditempuhnya.

Sebagai Analis Keimigrasian Pertama, tugas pokok dan fungsi yang diemban kurang lebih mengenai pekerjaan teknis keimigrasian yang ada di UPT Keimigrasian. Hal itu meliputi bertugas di Seksi Intelijen dan Penindakan Keimigrasian, Teknologi Informasi dan Komunikasi Keimigrasian, Dokumen Perjalanan dan Lalu Lintas Keimigrasian, serta di Tempat Pemeriksaan Imigrasi baik pelabuhan maupun Bandara Internasional. Terkait tupoksi tersebut tentunya Rendy kerap bersinggungan dengan Warna Negara Asing (WNA). Saat bertugas di Tempat Pemeriksan Imigrasi Pelabuhan, dan pernah juga melakukan deportasi WNA yang bermasalah kembali ke negaranya. Pada situasi-situasi tersebut, dirinya berupaya menjaga integritas dan wibawa menjalankan tugas dengan baik tanpa mencemarkan nama baik instansi.

Menariknya, sejak 2020 berturut-turut Rendy saat ini juga dipercaya untuk menjadi Ajudan bagi tiga Kepala Kantor Wilayah (Kakanwil) Kemenkumham. Baginya merupakan suatu kehormatan dan kebanggaan tersendiri, diberikan kesempatan oleh Tuhan untuk melayani orang-orang hebat. Keseharian Rendy diwarnai kegiatan mengatur agenda kegiatan Kakanwil, melakukan koordinasi dengan internal maupun instansi eksternal serta yang paling penting menjaga nama baik pimpinan dan instansi. Meski demikian dirinya tetap tidak melupakan tanggung jawab utamanya yakni Analis Keimigrasian Pertama. Ketika sedang Off mendapingi pimpinan Rendy kembali kepada tugas sebagai Analis Keimigrasian Pertama.

“Pengalaman paling menarik bagi saya adalah saat saya berhasil menjalankan tugas dan menyelesaikan tugas sebagai pelayan pimpinan yang pernah saya ajudani di Kanwil Riau. Mulai dari saya bisa bertemu langsung dengan orang orang hebat seperti Bapak Menteri Hukum dan HAM RI, Bapak Yasonna H. Laoly, bahkan bisa bertemu dan melihat langsung Bapak Presiden Republik Indonesia, Bapak Joko Widodo, di sela sela kegiatan saat mendampingi Bapak Kakanwil adalah sebuah pengalaman yang sangat berharga dalam hidup saya,” tutur Rendy antusias.

Peran ganda tersebut tentunya tidak dapat dilalui dukungan keluarga, khususnya kedua orangtua. Ketika menemui permasalahan, Ibu dan Ayah adalah dua sosok yang peling pertama ditemui Rendy. Ibu menjadi orang yang paling bijaksana dan menangkan.

Itulah sebabnya saat pulang ke Medan, family time bersama orangtua tidak pernah dilewatkannya. Kedua orangtuanya juga yang menanamkan pemahaman tentang desikasi dan pengabdian dalam diri Rendy sebagai bekalnya meniti karir.

“Pengabdian menurut perspektif pribadi saya berarti memberikan hati, pikiran, dan tenaga kita dengan tulus ikhlas untuk membantu orang orang disekitar kita tanpa mengharapkan imbalan. Biar Tuhan yang atur rezekinya. Kalau kerja yang ikhlas aja ya, kalau tidak, maka capeknya jadi double dan tidak jadi berkat. Itu yang selalu saya camkan,” pungkasnya. (Angelina)

spot_img
- Advertisment -spot_img

TERPOPULER

KOMENTAR TERBARU