Parepare-Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP) Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas IIA Parepare semakin produktif. Kali ini, mereka menghasilkan karya kerajinan mimbar masjid ukir kaligrafi.
Kepala Seksi Kegiatan Kerja Lapas Parepare, Abdullah mengatakan, bahan baku dari pembuatan mimbar ini dipesan langsung dari Jepara. “Di Lapas Parepare, mimbar tersebut dirakit dan difinishing,” ungkap Abdullah, Jumat (24/3/2023).
Proses perakitan mimbar ini, menurut Abdullah, dikerjakan selama 3 sampai dengan 6 hari untuk 1 buah mimbar.
“Untuk tahun 2023, akan diproduksi 4 mimbar dan tergantung pada permintaan konsumen bahkan bisa lebih dari 4 mimbar tersebut. Hasil produksi ini dijual dengan harga berkisar Rp8-15 Juta. Pemasaran juga dikakukan hingga luar provinsi Sulsel seperti Mamuju dan Kendari,” kata Abdullah.
Kepala Lapas Parepare Totok Budiyanto mengungkapkan, kreatifitas WBP ini merupakan hasil pembinaan keterampilan yang dilaksanakan di Lapas Parepare.
“Hal ini agar narapidana lebih memiliki skill dan lebih mengikuti akan perkembangan pengetahuan,” ujar Totok.
Totok juga mengatakan, kegiatan ini selaras dengan tujuan pemasyarakatan yaitu membentuk WBP menjadi manusia seutuhnya, menyadari kesalahan, memperbaiki diri, tidak mengulangi kembali tindak pidana, diterima kembali oleh lingkungan masyarakat, berperan aktif dalam pembangunan, dan hidup secara wajar sebagai warga negara yang baik dan bertanggung jawab.
Selama mengikuti program pembinaan kemandirian, lanjut Totok, warga binaan terlebih dahulu diberikan pelatihan keterampilan kerja dan produksi bekerja sama dengan beberapa instansi terkait, di antaranya Dinas Tenaga Kerja Kota Parepare, Lembaga Pelatihan Kerja YPA HANDAYANI Kota Parepare, Balai Pelatihan Vokasi Dan Produktifitas Pangkajene & Kepulauan serta kemitraan lainnya.
“Lapas Parepare menyediakan sarana dan prasarana bagi warga binaan untuk menyalurkan minat dan bakatnya sehingga meskipun di dalam Lapas, mereka dapat meningkatkan skilnya,” imbuh Totok.
Kreativitas WBP Lapas Parepare mendapat apresiasi Kepala Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAM Sulawesi Selatan (Kanwil Kemenkumham Sulsel), Liberti Sitinjak, Jumat (24/3/2023).
Menurutnya, kreatifitas WBP yang ada di Lapas dan Rutan harus terus ditingkatkan agar mereka memperoleh keterampilan.
“Tujuannya agar ketika mereka bebas nanti dapat mengembangkannya ke dunia usaha dan menjadi modal mereka untuk memperoleh penghasilan,” ungkap Liberti.
Kegiatan meubeler di Lapas Parepare ini merupakan salah bentuk kerjasama dengan pihak ketiga yakni dengan UD. KJF (Kembar Jaya Furniture) Kota Parepare. Pihak Lapas Parepare hanya menerima ongkos kerja yang besarnya juga tergantung model/jenis barang yang dikerjakan. Nilai ongkos kerjanya rata-rata antara Rp350 – 800 ribu per unit/set barang.
Selain pembinaan kemandirian tersebut, Lapas Parepare juga memberikan pelatihan perkayuan, finishing Meubeler Jepara dan furnitur, pertanian, perikanan dan perkebunan, pangkas rambut atau barbershop, pengelasan dan bengkel kerja (Dico Kendaraan), dan laundry. (Sal)




