Samarinda – Takbir bergema di seluruh penjuru dunia menyambut Hari Kemenangan setelah satu bulan penuh umat Muslim menjalankan ibadah puasa Ramadhan. Suasana khidmat ini juga terasa di Rumah Tahanan Negara (Rutan) Kelas I Samarinda, Kanwil Ditjenpas Kaltim, di mana lantunan tasbih, tahmid, dan takbir menggema, menciptakan perpaduan antara kebahagiaan dan haru dalam menyambut Idul Fitri 1446 H.
Bertempat di lapangan Rutan Kelas I Samarinda, ribuan warga binaan dan pegawai yang beragama Islam berkumpul untuk melaksanakan Shalat Id dengan khusyuk dan tertib. Hadir dalam kegiatan ini Kepala Rutan Kelas I Samarinda Heru Yuswanto, pejabat struktural, serta jajaran petugas pemasyarakatan.
Pelaksanaan shalat dimulai pukul 07.00 WITA, dipimpin oleh khatib sekaligus imam, Ustadz H. Muhammad, yang dikenal memiliki pengalaman luas serta latar belakang pendidikan di Hadramaut, Yaman. Dalam tausiahnya, ia mengajak jamaah untuk bersyukur atas ampunan Allah SWT dan berharap dapat kembali dipertemukan dengan Ramadhan di tahun mendatang dalam keadaan terbaik.
“Hari ini kita mendapatkan dua pengampunan dari Allah SWT. Pertama, setelah menjalani ibadah puasa Ramadhan dan meraih kemenangan di Hari Raya Idul Fitri. Kedua, setelah kita saling memaafkan. Semoga di tahun mendatang kita dipertemukan kembali dengan Ramadhan dan diberikan umur panjang dalam keberkahan,” ujar Ustadz H. Muhammad.
Usai shalat, suasana haru menyelimuti Rutan Samarinda saat warga binaan dan petugas saling bermaafan. Momen kebersamaan ini semakin mempererat hubungan antarindividu di dalam rutan. Kepala Rutan Samarinda, Heru Yuswanto, menekankan pentingnya nilai kasih sayang dan perdamaian yang terkandung dalam Idul Fitri.
“Idul Fitri adalah saat yang tepat untuk meneladani ajaran Islam dengan saling memaafkan dan menebarkan kebaikan,” ujarnya.
Selain pelaksanaan Shalat Id, agenda hari ini juga diisi dengan penyerahan remisi khusus Idul Fitri bagi warga binaan. Sebanyak 662 narapidana menerima remisi, dengan rincian 652 orang mendapatkan Remisi Khusus I dan 10 orang menerima Remisi Khusus II, di mana satu di antaranya harus menjalani subsider.
Karutan berharap pemberian remisi ini dapat menjadi motivasi bagi warga binaan untuk terus mengikuti program pembinaan, terutama kegiatan keagamaan yang membentuk karakter lebih baik. (Sal)