Free Porn
xbporn
Selasa, 24 Juni 2025
spot_img
spot_img
BerandaInovasiRutan Kelas I Labuhan Deli Menuju WBK dan WBBM Bersama NapiGo dan...

Rutan Kelas I Labuhan Deli Menuju WBK dan WBBM Bersama NapiGo dan SAE

Rutan Kelas I Labuhan Deli terus berbenah meningkatkan pelayanan publiknya. Beragam inovasi pun dibuat. Di antaranya Aplikasi NapiGo dan SAE.

“Aplikasi NapiGo merupakan Aplikasi yang dibuat untuk memberikan informasi dan pelayanan pemasyarakatan,” kata Kepala Rutan Kelas I Labuhan Deli, Nimrot Sihotang, Amd.IP, S.H, M.H.

Kepada Zona Integritas, pria kelahiran Desa Baneara, Kabupaten Samosir, 18 Oktober 1983 ini menjelaskan, aplikasi NapiGo memiliki beragam fitur, seperti:

a. Menu Profil

Berisi tentang visi misi, tugas pokok dan fungsi Rutan, struktur organisasi serta sejarah gedung di Rutan Kelas I Labuhan Deli.

b. Menu Layanan

Berisi informasi waktu kunjungan, layanan kunjungan online, nomor layanan pengaduan, survey IKM, form surat jaminan PB dan CB, syarat dan tata cara pemberian remisi, asimilasi, CMK, PB, CMB dan CB menurut Permenkumham Nomor 03 Tahun 2018

c. Menu Pelayanan Kegiatan Kerja

  • Berisi katalog handicraft hasil kerajinan tangan WBP yang dapat dibeli saat berkunjung ke Rutan Kelas I .
  • Profil kegiatan Sarana Edukasi Asimilasi di Rutan Labuhan Deli

d. Menu Informasi

  • Berisi dokumentasi kegiatan – kegiatan Rutan Labuhan Deli
  • Kontak Rutan Kelas I Labuhan Deli
  • DIPA Rutan Kelas I Labuhan Deli
  • Berita Terbaru

“Layanan di atas tentu berguna untuk mempermudah proses layanan di rutan,” kata Nimrot.

Sementara Sarana Asimilasi Edukasi (SAE) merupakan sarana yang disediakan sebagai proses pembinaan narapidana yang dilaksanakan dengan membaurkan narapidana dalam kehidupan masyarakat. Sarana Edukasi dan Asimilasi yang disediakan berupa:

  1. Laundry
  2. Bengkel las
  3. Las ketok
  4. Pangkas rambut
  5. Tempel ban
  6. Papan bunga
  7. Doorsmeer mobil hidrolik dan sepeda motor
  8. Jasa pertanian
  9. Pembuatan sapu lidi dan jahit goni
  10. Budidaya ikan hias

“Layanan SAE ini didukung dana Koperasi Rutan Labuhan Deli,” jelas Nimrot yang alumni S2 Universitas Internasional Batam.

Sebanyak 13 WBP mengikuti program SAE. Para warga binaan juga menerima premi dari pekerjaan yang mereka lakukan. Hasil panen mereka bahkan menyumbang PNBP kepada negara sebesar 30% berdasarkan Surat Keputusan tentang Resolusi Pemasyarakatan tahun 2020, dimana salah satu targetnya meningkatkan Penerimaan Negara Bukan Pajak.

Bahkan bukan cuma warga binaan yang memperoleh pelatihan, namun seluruh petugas juga diarahkan untuk melatih diri dengan potensi-potensi yang dimiliki, serta ikut dalam kegiatan-kegiatan yang berguna untuk meningkatkan kemampuan petugas. “Saya berusaha memberikan pelatihan-pelatihan kepada petugas sesuai dengan Penerapan Corporate University. Selain itu saya juga berupaya untuk memberikan penghargaan kepada petugas teladan,” ujar Nimrot.

Beberapa pegawai juga memiliki potensi dalam bertani, sehingga dapat membimbing para warga binaan untuk bercocok tanam, sehingga petani memperoleh premi atas pekerjaannya di lahan pertanian yang dikembangkan oleh Rumah Tahanan Negara Kelas I Labuhan Deli. Kerjasama dengan beberapa perusahaan pun dilakukan demi mengembangkan kemampuan warga binaan.

Disambut Antusias

Tentu bukan tanpa alasan bila Rutan Kelas I Labuhan Deli meluncurkan kedua inovasi tersebut. Aplikasi NapiGO dimaksudkan untuk mempermudah WBP mendapatkan layanan kunjungan dan keterbukaan layanan integrasi (PB, CB, CMB, Asimilasi).

“Diharapkan dengan adanya aplikasi ini, masyarakat tidak perlu antri dan berdesakan untuk mendaftar kunjungan, karena bisa mendaftar dari rumah dan ketika datang ke Rutan langsung dapat masuk,” jelas Nimrot.

Selain itu, pada menu Layanan Integrasi, keluarga sebagai penjamin dapat langsung mengunduh Persyaratan Layanan Integrasi sehingga mengurangi pertemuan dengan pegawai, hal ini dapat mengurangi kemungkinan terjadinya pungutan liar.

Sedangkan Sarana Asimilasi Edukasi (SAE) bertujuan untuk meningkatkan kegiatan pembinaan keterampilan dan kemandirian warga binaan, sehingga setelah selesai menjalani masa hukuman, mereka siap bekerja untuk menghidupi rumah tangga.

Antusiasme masyarakat terhadap aplikasi NapiGo dan SAE sangat positif. Dukungan datang dari petugas, masyarakat dan aparat penegak hukum lainnya. “Kami mendapat apresiasi dari Kelompok Tani Masyarakat Helvetia, Koramil X Medan Marelan dan Kepolisian. Selain itu minat dan keinginan WBP untuk mendapatkan pembinaan di SAE meningkat. Sejauh ini juga belum ada kendala berarti dan belum ada keluhan dalam implementasi inovasi kami,” ujar Nimrot.

Menurut Nimrot, masyarakat sebagai penerima layanan antusias dalam menggunakan inovasi yang diberikan, sebab merasa dipermudah dalam menggunakan layanan. Terlebih lagi inovasi ini menghindarkan masyarakat dari praktek pungutan liar.

Menuju WBK dan WBBM

Untuk meraih predikat Wilayah Birokrasi Bersih Melayani (WBBM) dan usai Wilayah Bebas Korupsi (WBK), Nimrot yang pernah meraih penghargaan karena berhasil menggagalkan peredaran narkoba saat bertugas di Rutan Kelas IIA Batam ini melakukan beragam hal, yaitu:

  • Pembentukan Tim Pembangunan ZI Menuju WBK
  • Internalisasi Pembangunan ZI Menuju WBK kepada seluruh p
  • Sosialisasi eksternal kepada stakeholder dan masyarakat sebagai pengguna l
  • Penerapan pimpinan sebagai role model dalam memberikan pelayanan, sehingga seluruh petugas dapat menerapkan hal yang sama dalam melaksanakan tugas.
  • Kegiatan-kegiatan yang bersifat melibatkan seluruh petugas sehingga terjalin komunikasi dan kerjasama baik antar pejabat dengan petugas ataupun sesama p
  • Memanfaatkan kegiatan Coffe Morning, Jumat Bersih dan kegiatan lainnya untuk melakukan sosialisasi pembangunan ZI menuju WBK kepada seluruh petugas.
  • Menerapkan budaya Pelayanan Prima dalam melaksanakan tugas.
  • Sosialisasi terkait Pengendalian Gratifikasi serta melakukan pengawasan kepada seluruh petugas yang dilakukan oleh masing-masing Tim Pengendalian Gratifikasi, Pengendalian Intern Pemerintah dan Satops Patnal.
  • Melakukan perbaikan sarana prasarana guna memberikan Pelayanan Terbaik kepada masyarakat.
  • Berinovasi dalam memberikan pelayanan, sehingga masyarakat/pengguna layanan merasa lebih mudah dan tidak ada pungutan l

Over Kapasitas

Sayangnya, Rutan Negara Kelas I Labuhan Deli masih dihantui masalah yang sama seperti yang dialami rutan dan lapas lainnya di tanah air, yaitu masalah kelebihan tahanan atau over kapasitas. Kapasitas 480 orang ternyata dijejali penghuni (Data tanggal 28 September 2020) hingga 1.534 orang. Over Kapasitas ini dikhawatirkan memiliki dampak, baik terhadap warga binaan maupun petugas, terutama dari segi kesehatan dan keamanan.

“Over kapasitas dapat menimbulkan penyakit dikarenakan jumlah penghuni yang padat tidak diakomodir dengan ruang gerak yang cukup, sehingga dapat menimbulkan penyakit kulit dan gangguan pernapasan bagi warga binaan maupun petugas kita. Jika kita bercermin pada sisi keamanan, maka bukan tidak mungkin dapat menimbulkan gangguan keamanan dan ketertiban.

Karena itu, kata Nimrot, peran pemerintah daerah sangat dibutuhkan dalam mendukung keberhasilan tugas pemasyarakatan, karena mereka yang ada di dalam rutan dan lapas adalah anak negeri yang juga butuh dukungan semua pihak agar bisa kembali ke tengah masyarakat. “Pemerintah daerah tidak cukup hanya memikirkan anak daerahnya yang baik-baik saja yang ada di luar (penjara),” tandas Nimrot. ***

spot_img
- Advertisment -spot_img

TERPOPULER

KOMENTAR TERBARU