Jakarta – Hingga Senin (2/6) sore, total korban meninggal dunia akibat longsor di lokasi tambang galian C Gunung Kuda, Kabupaten Cirebon, tercatat sebanyak 21 orang. Korban terakhir yang ditemukan pada hari itu adalah Puji Siswanto (50), warga Desa Leuwimunding, Kabupaten Majalengka.
Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari, Ph.D., menjelaskan bahwa operasi pencarian pada hari Senin dihentikan pada pukul 16.00 WIB karena adanya pergerakan tanah yang terdeteksi secara tiba-tiba di tebing longsoran. “Kondisi tersebut berpotensi membahayakan tim SAR, sehingga pencarian terhadap empat orang yang masih hilang akan dilanjutkan pada Selasa (3/6),” ujar Abdul dalam keterangan tertulisnya.
Gunung Kuda sendiri merupakan wilayah perbukitan yang tersusun dari pasir dan batuan dengan sudut kemiringan lereng mencapai lebih dari 45 derajat. “Berdasarkan kajian risiko bencana, kawasan ini termasuk dalam zona rawan longsor, bahkan tanpa adanya aktivitas pertambangan,” tambah Abdul.
Fenomena serupa dikhawatirkan bisa terjadi di bukit-bukit lain di wilayah Jawa Barat yang memiliki karakteristik geologi sejenis. Oleh karena itu, BNPB mengimbau masyarakat dan pihak terkait untuk meningkatkan kewaspadaan, terutama dalam aktivitas penambangan di area rawan bencana. (Sal)