Bangli-Rumah Tahanan Negara Kelas IIB Bangli memiliki pembinaan berwujud program mini class membaca dan menulis bagi Warga Binaan Pemasyarakatan. Tak lain tak bukan, demi berupaya menurunkan presentase warga binaan yang mengalami buta aksara.
Kepala Rumah Tahanan Negara Kelas IIB Bangli, Febriansyah mengungkapkan, bahwa dengan langkah kecil namun pasti. Rumah Tahanan Negara (Rutan) Bangli perlahan mencoba wujudkan zero buta aksara.
“Tim pelayanan tahanan melakukan pendataan, dan hasilnya paling banyak ditemui warga binan yang terkendala baca tulis karena tidak menuntaskan pendidikan sekolah dasar,” ungkapnya kepada integritasnews.com, Rabu (30/6/2021).
Febriansyah menuturkan juga, bahwa tim pengajar dibantu oleh petugas yang membindangi pembinaan kemandirian, dan tutornya sebaya sesama Warga Binaan Pemasyarakatan.
“Kegiatan ini dilaksanakan sekali sampai dua kali seminggu. Banyak fasilitas yang menuntut perlu adanya kemampuan dasar membaca. Agar bisa secara maksimal dinikmati warga binaan. Seperti layanan self service,” tuturnya.
“Self service adalah layanan mandiri yang menyajikan data penahanan warga binaan dalam satu monitor, jika membaca sudah terkendala, penyampaian informasi dan tingkat pemahaman pun tidak maksimal,” ucap Febriansyah lagi.
Lebih lanjut, Febriansyah menganalogikan program ini bagai mata air di tengah gurun pasir. Sebab program mini class merupakan kesempatan langka dijalanlan para Warga Binaan Pemasyarakatan.
“Bak mata air yang menyejukkan di tengah gurun,” jelasnya berumpama.
“Meskipun sedang menjalani masa pidana, peningkatkan kualitas diri juga bisa terlaksana,” tambahnya lagi.

Kepala Subsi Pelayanan Tahanan Rutan Kelas IIB Bangli, I Made Jaya Sentana menambahkan, bahwa implementasi dari salah satu hak warga binaan mendapat pendidikan dan pengajaran terlihat dari dibentuknya mini class ini.
“Warga Binaan telihat antusias untuk mengikuti pembelajaran, semangat untuk belajar dan mau berubah, juga dapat dirasakan,” ujarnya.
Hal senada juga disampaikan salah satu petugas pengajar baca tulis, I Made Mudarta. Dia menyampaikan, bahwa materi pembelajaran yang disampaikan sangat sederhana. Juga mudah dimengerti oleh warga binaan.
“Pemberian reward juga coba kami terapkan di tengah sesi pembelajaran. Untuk menjaga minat warga binaan agar tetap mengikuti kelas sampai mahir membaca,” ungkapnya. (Juan)