PROVINSI DKI Jakarta merupakan Ibukota Negara Republik Indonesia (RI), sekaligus sebagai pusat kegiatan ekonomi nasional, politik dan kebudayaan. Provinsi ini bahkan masuk ke dalam salah satu dari 20 megapolitan atau mega-urban menurut catatan Bank Dunia. Sentralisasi segala kegiaatan ekonomi, politik sosial dan budaya ini memungkinkan penduduk dari luar kota maupun luar mudik untuk hilir mudik dari dan ke kota Jakarta.
Di sinilah peran Direktorat Keimigrasian, yakni Kantor Imigrasi (Kanim) Kelas I Khusus Soekarno Hatta (Soetta) memegang peranan yang sangat penting. Kanim Kelas 1 Khusus Soetta merupakan Candradimuka dan ujung tombak keimigrasian RI. Itulah sebabnya peran dan tanggung jawab yang diemban dalam setiap layanan yang diberikan Kanim Kelas I Khusus Soetta sangat besar.
Secara struktur keorganiasasian, Kanim Kelas I Khusus Soetta membawahi lima Bidang; terdiri dari Bidang Tempat Imigrasi, Bidang Intelejen dan Penindakan Keimigrasian, Bidang Teknologi Komunikasi dan Informasi Keimigrasian, Bidang Dokumen Perjalanan dan Izin Tinggal, serta Bagian Tata Usaha. Setiap bidang atau bagian dikepalai oleh Kepala Bidang (Kabid) atau Kepala Bagian (Kabag). Sejauh ini jumlah keseluruhan Aparatur Sipil Negara (ASN) yang berada di Kanim Kelas I Khusus Soetta adalah 863 personel.
Dalam kesehariannya, Kanim Kelas I Khusus Soetta memiliki tugas dan fungsi berupa : penyusunan rencana dan program di bidang keimigrasian, pelaksanaan tugas keimigrasian di bidang pelayanan dokumen perjalanan, pelaksanaan tugas keimigrasian di bidang pemeriksaan keimigrasian, pelaksanaan tugas keimigrasian di bidang pelayanan izin tinggal dan status keimigrasian pelaksanaan tugas keimigrasian di bidang pengawasan dan intelijen keimigrasian, pelaksanaan tugas keimigrasian di bidang penindakan keimigrasian, pelaksanaan tugas keimigrasian di bidang sistem dan teknologi informasi keimigrasian, pelaksanaan tugas keimigrasian di bidang informasi dan komunikasi publik keimigrasian, pelaksanaan administrasi kepegawaian, keuangan, persuratan, barang milik negara, dan rumah tangga dan pelaksanaan pemantauan, evaluasi serta pelaporan tugas keimigrasian.
Sementara implementasi nyatanya kepada masyarakat dalam wujud layanan-layanan keimigrasian. Beberapa di antaranya adalah pembuatan paspor baru, penggantian paspor lama, perubahan data paspor, perpanjangan visa bagi WNA, pengurusan izin tinggal, pengalihan status tinggal, pengurusan anak berkewarganegaraan ganda, pengurusan permohonan alih jabatan TKA, serta permohonan alih penjamin.
Kepala Kantor Imigrasi Kelas 1 Khusus TPI Soekarno Hatta, Muhammad Tito Andrianto mengungkapkan sebagai pintu gerbang utama Keimigrasian RI, Bandara Soetta sendiri merupakan salah satu bandara tersibuk dan terbesar di Indonesia. Hal ini menjadi salah satu tantangan yang dialami dalam menjalankan tugas.
Kanim Soetta tercatat memiliki cakupan wilayah kerja di area Kecamatan Kalideres dan Cengkareng, Jakarta Barat. Untuk wilayah Cengkareng meliputi 6 kelurahan
:Cengkareng Barat, Cengkareng Timur, Duri Kosambi, Kapuk, Kedauk Kaliangke serta Rawa Buaya. Sedangkan Kalideres meliputi 5 Kelurahan meliputi Kalideres, Kamal, Kedaung , Tegal Alur, Pegadungan.
“Walaupun hanya mencakup dua kecamatan, namun karena posisi kami beroperasi di bandara terbesar dan tersibuk di Indonesia. Ini membuat tantangan semakin besar karena kami harus bisa fokus dalam beberapa hal sekaligus seperti tetap menjaga perbatasan di bandara serta melakukan pelayanan serta pengawasan keimigrasian di kedua kecamatan tersebut. Terlebih, tidak semua WNA/WNI yang melewati area TPI merupakan warga dari dua kecamatan tersebut,” ungkap Tito.
Guna menyiasati tantangan ini, Tito mengupayakan strategi layanan dari dua sisi yakni internal dan eksternal. Dari sisi eksternal, dilakukan penguatan kesiapan anggota di lapangan serta personel di TPI. Adapun eksternal diwujudkan melalui kerja sama serta sinergi kepada stakeholder dan instansi terkait untuk semakin menguatkan peran TIMPORA (Tim Pengawasan Orang Asing) agar dapat membantu fungsi pengawasan WNA di kedua wilayah kerja Kanim Kelas I Khusus Soetta.
Di luar dua strategi tersebut, Tito juga mengoptimalisasikan teknologi sebagai bagian dari inovasi layanan. Beberapa inovasi yang dikeluarkan antara lain; Soetta Lestari (Pelayanan Paspor Sampai dengan Petang Hari), Soetta Apaan Tu (Pengambilan Paspor di Hari Sabtu) dan Si Peluru (Inovasi Pengambilan Paspor Secara Drive Thru) serta Kerja Sama dengan JNE dan BRI dalam pengiriman dan pembayaran paspor melalui mesin EDC. Selain peningkatan kualitas layanan dengan menciptakan suatu program inovasi, Kanim Soetta juga terus melakukan upgrade kemampuan pegawai melalui berbagai pelatihan. Seperti Pelatihan Service Excellence, Pelatihan Bahasa Mandarin dan Pelatihan Bahasa Isyarat.
Khusus untuk inovasi Layanan Pengambilan Paspor secara Drive Thru (SIPELURU), Kita melibatkan peran teknologi berupa pemanfaatan sosial media dan mesin scanner yang membantu masyarakat untuk mengidentifikasi status pengambilan paspornya.
Inovasi dalam peningkatan kualitas layanan merupakan sesuatu yang selalu dilakukan oleh Kanim Soetta. Hal ini untuk menjawab kebutuhan dan tantangan seiring perkembangan zaman dan keinginan masyarakat, papar Tito.
Berlandaskan core value BerAKHLAK yang merupakan singkatan dari Berorientasi Pelayanan, Akuntabel, Kompoten, Hasmonis, Loyal, Adaptif, dan Kolaboratif, Kanim Kelas I TPI Khusus berhasil menorehkan prestasi membanggakan. Mulai dari Predikat Wilayah Bebas dari Korupsi (WBK) dari MENPANRB, Pelayanan Publik Berbasi HAM dari Kementerian Hukum dan HAM RI serta Kantor Wilayah DKI Jakarta, Pengelolaan
Sosial Media Terbaik dari Kementerian Hukum dan HAM RI, Silver Winner Media Darling dalam ajang Anugerah Humas Imigrasi Indonesia, Apresiasi dari Ombudsman RI atas Penyelenggaraan Pelayanan Publik dan Pencegahan Maladmistrasi dengan status saran Dilaksanakan Seluruhnya.
Salah satu yang menjadi harapan terbesar di Kanim Soetta, tentunya dapat membangun Zona Integritas (ZI), sehingga predikat WBK yang telah diraih dapat dipertahankan dan dapat meraih predikat WBBM (Wilayah Birokrasi Bersih dan Melayani), tandas Tito target ke depannya.
Gemar Ngumpul dan Ngopi sebagai Sumber Inspirasi
Sederet penghargaan dan kinerja cemerlang Kanim Kelas I Khusus TPI Soetta tidak lepas dari tangan dingin Tito. Sebelum di posisinya saat ini, dirinya terlebih dahulu menjabat sebagai Kepala Seksi Pengawasan & Penindakan Kantor Imigrasi kelas II Karawang (2011), Fungsional Umum Direktorat jendral Imigrasi (2014), Kepala Seksi Lantas & Statuskim Kantor Imigrasi Kelas II Bogor (2014), Kepala Seksi Lantaskim Kantor Imigrasi Kelas I Bogor (2016), Kakanim Kelas III Kediri (2016), Kakanim Kelas II TPI Cirebon (2017), Kakanim Kelas I TPI Cirebon (2019), Kakanim Kelas I Khusus Non TPI Jakarta Selatan dan Kepala Divisi Keimigrasian Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Riau 2021.
Peran dan tanggung jawab yang besar sebagai Kepala Kanim Kelas I Khusus tidak lantas membuat Tito menjadi pribadi yang kaku. Dirinya justru terbilang senang bergaul dan gemar untuk bertukar pikiran. Melalui nongkrong (ngopi-ngopi) dan ngumpul bersama rekan kerja, sahabat dan kerabat Tito mengaku bisa menjalin relasi, mendapatkan banyak inspirasi, entah itu terkait pekerjaan maupun kehidupan.
“Fresh ya, kadang dengan olahraga berenang atau bersepeda juga pikiran lebih segar, ide-ide bisa muncul, saat ngumpul juga kadang bisa tercetus ide buat berkolaborasi, saling bertukar pikiran. Orang tua saya khususnya Bapak saya, selalu mengajarkan saya untuk bahagialah melihat orang senang, menjaga hubungan habluminannas dan habluminallah,” tutur Tito.
Dirinya menambahkan menjadi abdi negara di bidang keimigrasian juga merupakan kebanggan tersendiri. Hal lain yang disyukuri dalam hidupnya adalah dukungan keluarga dalam proses pengabdian sekaligus pencapaian karir.
“Menjaga kedaulatan di gerbang negara adalah pekerjaan mulia, dan tidak semua orang berkesempatan untuk menerima kewenangan ini. Saya bersyukur menjadi bagian dari garda terdepan dam mewujudkan keamanan dan stabilitas Indonesia. Alhamdulillah keluarga selalu mendukung dan memahami kesibukan saya. Keluarga pula yang menjadi motivasi saya dalam bekerja, tentu anak-anak akan melihat sosok ayahnya sebagai inspirasi, untuk itu saya berharap dapat menjadi inspirasi yang baik bagi keluarga. Keluarga juga yang menjadi pengingat bagi saya untuk bekerja dengan berhati-hati dan sesuai dengan SOP, pungkas Tito optimistis. (Angelina)