New York-Menteri Luar Negeri Republik Indonesia, Retno Marsudi menyerukan kepada Majelis Umum Perserikatan Bangsa Bangsa untuk mengambil tiga langkah konkrit konflik antara Israel dan Palestina di Markas Perserikatan Bangsa Bangsa, Amerika Serikat.
“Yang Mulia Sekretaris Jenderal, hari ini saya hadir di sini untuk berjuang demi kemanusiaan. Hari ini, saya hadir disini untuk berjuang bagi keadilan masyarakat Palestina,” pidato Menteri Luar Negeri Republik Indonesia (Menlu RI), Retno Marsudi, yang dilansir dari situs kemlu.go.id, Kamis (20/5/2021).
Republik Indonesia untuk menyerukan penghentian kekerasan dan adanya gencatan senjata. Demi menyelamatkan nyawa mereka yang tidak bersalah, termasuk perempuan dan anak-anak. Keamanan dan kesejahteraan manusia selalu menjadi prioritas utama kita (Baca: Perserikatan Bangsa Bangsa).
“Saya yakin bahwa kita semua tersentuh ketika melihat gambar-gambar bayi berusia dua bulan yang terluka dan dikeluarkan dari reruntuhan disaat keluarganya terbaring tanpa nyawa,” ujar Menlu RI, Retno Marsudi.
Dalam pidatonya, Retno Marsudi melempar pertanyaan kepada anggota Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) di sidang majelis umum PBB, berapa lama lagi PBB akan membiarkan kejahatan tersebut berlangsung.
“Kita semua memahami bahwa konflik ini bersifat asimetris, antara Israel, Negara Penjajah dan penindas dan bangsa Palestina, yang diduduki, yang terus menerus ditindas. Penjajahan adalah inti masalahnya,” ucapnya.
“Masyarakat internasional berhutang kepada bangsa Palestina: Sebuah kemerdekaan bangsa Palestina yang terus tertunda, untuk hidup berdampingan dan setara dengan kita semua,” tambahnya.
Pendudukan dan agresi Israel yang terus berlangsung tidak hanya patut dikecam. Tetapi juga merupakan bentuk pelanggaran berat hukum internasional yang memerlukan aksi dari kita.
Kepada Majelis Umum PBB , Menlu RI menyerukan untuk mengambil tiga langkah konkrit.
“Pertama, hentikan kekerasan dan aksi militer untuk mencegah jatuhnya lebih banyak korban jiwa.
Disaat yang sama, Majelis Umum PBB harus menuntut adanya gencatan senjata segera, tahan lama, dan dihormati secara penuh. Segala cara harus dilakukan, untuk segera meredakan situasi, seiring dengan dukungan kita terhadap upaya maksimal yang dilakukan oleh Sekretaris Jenderal,” ucapnya.
Selain itu, PBB harus dapat mencegah terulangnya kejahatan ini di masa depan. Dalam hal ini, Majelis Umum PBB harus menyerukan didirikannya keberadaan internasional di Al-Quds.
“Untuk mengawasi dan memastikan keselamatan rakyat di wilayah pendudukan. Untuk melindungi status kompleks Al-Haram Al-Sharif tempat suci untuk tiga agama,” ungkap Retno Marsudi.
Kedua, Menlu RI menyerukan, PBB untuk memastikan akses kemanusiaan dan pelindungan rakyat sipil. Sebab, menurutnya, tanggung jawab utama PBB adalah untuk menyelamatkan nyawa.
“Setiap menit yang kita lewatkan disini untuk berbicara, pada saat yang sama dapat berarti hilangnya nyawa rakyat Palestina. Saya menyerukan Majelis Umum PBB, bersama dengan Badan PBB yang terkait dan pihak lain, untuk meningkatkan upayanya dalam memberikan bantuan kemanusiaan kepada rakyat Palestina yang terdampak,” jelasnya.
“PBB harus menyerukan agar Israel membuka dan memberikan akses pengiriman bantuan kemanusiaan, termasuk ke Gaza, yang telah berada dalam pengepungan selama lebih dari 13 tahun,” tambahnya.
Lebih lanjut untuk ketiga, supaya PBB mendorong negosiasi multilateral yang kredibel. Negosiasi yang kredibel sangat penting dalam memajukan perdamaian yang adil dan komprehensif, berdasarkan “two-state solution” dan sejalan dengan parameter internasional yang telah disetujui.
Majelis Umum memiliki tanggung jawab moral dan politik untuk memastikan agar negosiasi perdamaian dapat terlaksana.
“Kita harus menghentikan upaya sistematis Negara Penjajah yang bisa saja tidak meyisakan apapun untuk dirundingkan. Kita tidak dapat membiarkan bangsa Palestina kehilangan pilihannya dan menerima ketidakadilan sepanjang hidupnya,” pernyataan Menlu RI, Retno Marsudi.
“Kita bertemu untuk satu tujuan, untuk memastikan agar bangsa Palestina mendapatkan keadilan. Pertemuan ini akan menjadi ujian bagi multilateralisme. Kita harus terus berkomitmen dan bersatu dalam upaya melawan seluruh aksi illegal yang dilakukan oleh Israel, dalam menghentikan pendudukan di Palestina. Kita harus bertindak sekarang, secara bersama.PBB harus bertindak sekarang juga,” tambahnya. (Juan)