Jakarta – Bencana tanah longsor melanda Kabupaten Subang, Provinsi Jawa Barat, pada Jumat (11/4/2025) sore setelah hujan deras mengguyur wilayah tersebut. Kejadian ini dipicu oleh curah hujan dengan intensitas tinggi dan kontur tanah yang labil, menyebabkan longsor di kawasan perbukitan.
Berdasarkan data yang diterima Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), peristiwa ini terjadi di Kampung Babakan Randu RT 12 RW 05, Desa Dayeuhkolot, Kecamatan Sagalaherang, Kabupaten Subang. Longsoran pertama tercatat memiliki tinggi 200 meter dan lebar 20 meter. Tidak berselang lama, longsor susulan kembali terjadi dengan tinggi mencapai 250 meter dan lebar 40 meter.
“Akibat kejadian tersebut, satu orang warga atas nama Rafik (55) diduga hilang tertimbun material longsor. Korban diketahui sedang memperbaiki pipa saluran air saat peristiwa terjadi,” kata Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari dalam siaran pers yang diterima redaksi, Senin (14/4/2025).
Sejak dilaporkan, BPBD Kabupaten Subang bersama unsur gabungan telah melakukan berbagai upaya penanganan. Tim langsung menuju lokasi untuk melakukan asesmen dan koordinasi dengan aparat desa setempat. Sebuah unit alat berat ekskavator dikerahkan untuk mempercepat pembersihan material longsor, sementara Tim SAR gabungan fokus melakukan pencarian korban di area longsoran serta sepanjang jalur sungai.
Berbagai pihak turut terlibat dalam penanganan darurat ini, di antaranya BPBD Kabupaten Subang, TNI, POLRI, BASARNAS, Tagana Subang, Puskesmas Sagalaherang, aparat desa, serta komunitas relawan seperti Destana Ciater, Destana Dawuan Kidul, Potsar Purwakarta, Brigana Purwakarta, Rentant Purwakarta, Nirbaya Purwakarta dan Nirbaya Subang. Warga dan aparat Kecamatan Sagalaherang juga turut membantu.
Hingga Minggu (13/4) pukul 09.30 WIB, kondisi di lapangan masih dalam penanganan, dan proses pencarian terhadap korban yang hilang terus dilakukan. BNPB terus memantau perkembangan di lapangan serta mendukung penanganan bersama lintas sektor agar penanggulangan berjalan efektif dan cepat.
Abdul mengimbau masyarakat di wilayah rawan longsor untuk tetap waspada, terutama saat curah hujan tinggi terjadi dalam durasi lebih dari satu jam. “Segera evakuasi mandiri ke tempat yang lebih aman apabila muncul tanda-tanda pergerakan tanah seperti retakan atau suara gemuruh dari lereng,” timpalnya. (Sal)