Limapuluh Kota – Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas III Suliki, Limapuluh Kota, Sumatra Barat, menggelar panen raya jagung dengan hasil mencapai satu ton. Jagung tersebut merupakan hasil garapan para narapidana yang mengikuti program pembinaan kemandirian di Lapas Suliki.
“Jagung yang dipanen hari ini adalah hasil kerja keras warga binaan dalam program pembinaan kemandirian di Lapas Suliki,” ujar Kepala Lapas Suliki, Kamesworo, di Sarilamak, Limapuluh Kota.
Ia menjelaskan bahwa proses penanaman jagung dimulai sejak November 2024 di lahan seluas 860 meter persegi. Narapidana, bersama sejumlah petugas, menggarapnya sejak masa tanam hingga panen.
Menurut Kamesworo, keberhasilan program ini tidak lepas dari kerja sama dengan Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura, dan Perkebunan Kabupaten Limapuluh Kota. Hasil panen tersebut sebagian akan dipasarkan ke masyarakat sekitar, sementara sebagian lainnya diberikan kepada keluarga warga binaan.
“Sebagian jagung akan dijual ke pasar, dan sebagian lainnya diserahkan kepada keluarga warga binaan serta masyarakat sekitar sebagai bentuk keberhasilan pembinaan di Lapas Suliki,” jelasnya.
Kamesworo juga mengucapkan terima kasih kepada Menteri Imigrasi dan Pemasyarakatan, Dirjen Pemasyarakatan, serta Kepala Kantor Wilayah Kemenkumham Sumbar atas dukungan terhadap program tersebut.
Salah satu warga binaan yang terlibat dalam penggarapan kebun jagung, Riki, mengungkapkan rasa senangnya bisa berpartisipasi dalam kegiatan ini.
“Alhamdulillah, saya senang bisa mendapatkan ilmu dan mengikuti pembinaan di Lapas Suliki. Ini akan menjadi bekal berharga ketika saya bebas nanti,” ujarnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Limapuluh Kota, Witra Porsepwandi, menyatakan bahwa program pembinaan ketahanan pangan dalam Asta Cita telah berjalan dengan baik di Lapas Suliki.
“Kami mendampingi sejak awal, mulai dari pembibitan, penanaman, hingga panen. Semoga ilmu yang telah kami bagikan bermanfaat bagi warga binaan ke depannya,” katanya. (Sal)