Free Porn
xbporn
Minggu, 3 Agustus 2025
spot_img
spot_img
BerandaBeritaIndonesia Terus Suarakan Kesetaraan Akses Vaksin Bagi Semua Negara

Indonesia Terus Suarakan Kesetaraan Akses Vaksin Bagi Semua Negara

Jakarta-Indonesia terus mendorong kesetaraan akses vaksin bagi semua negara di dunia. Hal ini merupakan bagian dari upaya bersama untuk mengatasi pandemi secara global.

“Presiden mengatakan pemulihan ekonomi hanya dapat dilakukan jika kita dapat mengatasi pandemi secara bersama, dan pandemi hanya dapat diatasi jika kita dapat mempersempit ketimpangan akses terhadap vaksin,” ujar Menteri Luar Negeri (Menlu) RI, Retno LP Marsudi, dilansir dari laman Setkab.go.id, Jumat (24/9/2021).

Presiden RI Joko Widodo juga menyampaikan pernyataan ini di depan Sidang Majelis Umum ke-76 Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), Kamis (23/09/2021) pagi WIB.

Tak hanya di forum PBB, Presiden Joko Widodo juga menyarakan hal itu saat berbicara di pertemuan Global COVID-19 Summit, Rabu (22/09/2021).

Presiden Amerika Serikat Joe Biden menggagas pertemuan tingkat tinggi dunia terkait penanganan pandemi COVID-19.

“Presiden Republik Indonesia di dalam Global Summit to End COVID-19 Pandemic mengatakan, melalui COVAX Facility harus mengatasi ketimpangan vaksin antarnegara, kerja sama dose-sharing, dan akses yang merata terhadap vaksin harus meningkat,” ungkap Menlu.

Pertemuan ini bertujuan untuk menggalang dukungan dan melakukan rencana aksi yang nyata guna mewujudkan ketersediaan tambahan tujuh miliar dosis vaksin pada akhir tahun ini dan tujuh miliar dosis berikutnya pada pertengahan tahun 2022.

Dalam pertemuan tersebut, Presiden RI juga menekankan bahwa politisasi dan nasionalisme vaksin harus berakhir.

“Solidaritas dan kerja sama, menurut Presiden, merupakan kunci untuk dunia keluar dari pandemi, pulih bersama,” ujar Menlu.

Lebih lanjut, kesenjangan akses terhadap vaksin telah menjadi perhatian dunia saat ini. Menlu mengungkapkan, Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres dalam Sidang Majelis Umum PBB menyoroti di saat sebagian negara memiliki kelebihan vaksin. Sebagian negara lainnya tidak memiliki vaksin.

“Sekjen PBB mengibaratkan bahwa kita lulus tes dalam sains. Tetapi kita mendapat nilai F dalam etika. Ini pernyataan tajam  untuk mengungkapkan kegelisahannya terkait kesenjangan akses terhadap vaksin,” ungkapnya. (Rio)

spot_img
- Advertisment -spot_img

TERPOPULER

KOMENTAR TERBARU