Deliserdang – Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Sumatera Utara menggelar pengabdian masyarakat di Pesantren Bayt Al-Quran Al-Mubarok, Jalan Bina Karsa, Tuntungan, Deli Serdang, pada Kamis (20/2/2025). Kegiatan ini berfokus pada edukasi dan screening anemia bagi santri, dalam rangka memperingati Hari Anemia Sedunia.
Ketua IDAI Sumut, dr. Rizki Adriansyah, SpA (K) menyampaikan bahwa kegiatan ini mendapat dukungan dari berbagai pihak, termasuk Forum Wartawan Kesehatan serta sejumlah perusahaan seperti PT Niolas dan PT Prodia. Perusahaan-perusahaan ini berkontribusi dalam penyediaan suplemen penambah darah dan pemeriksaan darah bagi anak-anak.
“Kami ingin meningkatkan kesadaran masyarakat akan bahaya anemia, terutama di kalangan anak-anak dan remaja. Anemia berdampak pada kualitas belajar mereka, bahkan bisa menurunkan kemampuan konsentrasi hingga 40%,” ujar dr. Rizki.
Dalam kegiatan ini, para santri diberikan edukasi mengenai sumber makanan kaya zat besi seperti ikan, daging, dan protein lainnya. Selain itu, mereka juga diberikan suplemen untuk mencegah kekurangan zat besi yang dapat menyebabkan anemia.
Dr. Rizki juga menyoroti pentingnya screening anemia di lingkungan pesantren. Menurutnya, pesantren memiliki sistem yang lebih terstruktur, sehingga lebih mudah dilakukan pemantauan kesehatan dibandingkan dengan sekolah umum.
“Di pesantren, santri tinggal dalam satu lingkungan, sehingga lebih mudah dilakukan edukasi dan pemeriksaan. Berbeda dengan sekolah umum yang memerlukan izin orang tua untuk pemeriksaan kesehatan,” tambahnya.
Skrining anemia dalam kegiatan ini dilakukan melalui pemeriksaan darah untuk mengukur kadar hemoglobin. Dr. Rizki menekankan bahwa anemia tidak hanya ditandai dengan kulit pucat, tetapi juga dapat dikenali dari gejala lain seperti sulit berkonsentrasi dan mudah mengantuk.
Selain edukasi dan pemeriksaan, kegiatan ini juga didukung oleh Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Utara yang menyediakan tablet tambah darah bagi para santri. Dr. Riski berharap kegiatan ini dapat terus berlanjut dengan melibatkan lebih banyak pihak.
“Kami ingin membangun kesadaran masyarakat bahwa anemia adalah masalah serius yang harus ditangani bersama. Diharapkan kegiatan ini tidak hanya berhenti di satu tempat, tetapi bisa meluas ke berbagai pesantren dan sekolah lainnya,” pungkasnya sembari mengatakan pihaknya akan melakukan intervensi jika hasil skrining terdapat ada santri yang mengalami anemia.
Sementara itu, dalam paparannya dr. Olga Rasiyanti Siregar, M.Ked (Ped), Sp.A (K), menyampaikan anemia menjadi salah satu masalah kesehatan yang banyak dialami oleh remaja, khususnya remaja putri.
Menurut dia, penyebab utama anemia pada remaja adalah kurangnya asupan zat besi yang dibutuhkan tubuh.
“Kita tahu bahwa banyak remaja yang khawatir dengan berat badan, sehingga cenderung menghindari makanan tertentu seperti daging yang kaya akan zat besi. Padahal, kurangnya asupan dapat menyebabkan anemia,” ujar dr. Olga.
Selain asupan yang kurang, remaja putri juga lebih rentan mengalami anemia karena kehilangan darah secara rutin saat menstruasi. Jika kebutuhan zat besi tidak tercukupi dari makanan atau suplemen, maka risiko anemia akan meningkat.
Dr. Olga juga menjelaskan bahwa kondisi kesehatan tertentu, seperti thalassemia, dapat memperburuk risiko anemia pada remaja. Dampak dari anemia ini cukup serius, mulai dari menurunnya prestasi belajar, terganggunya pertumbuhan, hingga melemahnya sistem imun tubuh.
“Oleh karena itu, pencegahan anemia sangat penting. Caranya dengan mengonsumsi makanan bergizi seimbang, termasuk daging dan sayuran, serta mengonsumsi suplemen zat besi secara rutin setidaknya satu tablet per minggu. Selain itu, aktivitas fisik selama 30 menit setiap hari juga bisa membantu meningkatkan kesehatan secara keseluruhan,” tambahnya.
Sementara itu, Pengurus Pesantren Al Bayt Al-Quran Al-Mubarok Ustadz Amrizal Batubara mengucapkan terima kasih atas kedatangan para dokter spesialis anak ke pesantren tersebut.
“Kami sangat senang dan gembira dengan kedatangan ayah-ayah dan bunda-bunda dokter yang sangat peduli dengan anak-anak Indonesia. Begitu kami mendapat kabar dokter-dokter ini mau datang ke pesantren ini, kami langsung menyambut dengan gembira sehingga kegiatan ini bisa terlaksana,” imbuhnya.
Menurutnya,pesantren Bayt Al-Quran Al-Mubarak merupakan pesantren wakaf sehingga ini menjadi tanggungjawab umat. “Ini pesantren para penghafal Alquran , maka perlu konsentrasi saat belajar. Kalau kekurangan darah maka akan sulit untuk para santri berkonsentrasi dalam belajar. Alhamdulillah kedatangan dokter – dokter ini menjadi kontribusi yang sangat luar biasa dan menjadi amal jariyah,” tutupnya. (Sal)