Free Porn
xbporn
Minggu, 8 Juni 2025
spot_img
spot_img
BerandaBeritaFajar Lase Populerkan Salam Cuan UMKM

Fajar Lase Populerkan Salam Cuan UMKM

Jakarta-Di tengah rendahnya kesadaran akan perlindungan terhadap Kekayaan Intelektual (KI), Staf Khusus Menkumham Bidang Transformasi Digital Fajar BS Lase melakukan sosialisasi kepada pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) serta menyambangi sekolah dan universitas.

Di setiap kesempatan, Fajar Lase melakukan endorse produk-produk dari UMKM yang hadir dalam kegiatan itu. Hal ini dilakukan sebagai upaya membantu pelaku UMKM untuk bangkit. Menariknya, setiap endorse selalu diakhiri dengan salam cuan, yaitu gerakan jari yang dijentikan ke arah kamera.

“Bersama saya Fajar Lase dalam sosialisasi kekayaan intelektual dan Ibu Andriani dengan usaha Frozen Singkong. Tentunya menu sore ini tidak ada duonya kalau kita tidak goreng singkong yang rasanya tentu maknyus, Bu jangan lupa daftar Merek ya, supaya tambah Cuaaann,” kata Fajar Lase saat mengendorse salah satu produk UMKM di Pekanbaru baru-baru ini.

Menurut Fajar, saat ini jumlah UMKM mencapai 64,19 juta dengan kontribusi terhadap PDB sebesar 61,97% atau senilai Rp8.573,89 triliun. Kontribusi UMKM terhadap perekonomian Indonesia meliputi kemampuan menyerap 97 persen dari total tenaga kerja serta dapat menghimpun sampai 60,4% dari total investasi,” ungkap Fajar Lase.

Oleh karena itu proteksi atas karya dan inovasi dalam berusaha wajib untuk dilindungi sehingga memberikan keamanan dan kenyamanan dari potensi pembajakan, pencurian dan pemalsuan produk oleh pihak lain dalam mengembangkan usahanya.

Terkait sosialisasi KI di sekolah dan universitas, Fajar menyebutkan, sebagai kaum intelektual dan masuk dalam golongan generasi Z, maka para siswa maupun mahasiswa memiliki kemampuan dan keterampilan menghasilkan karya-karya intelektual di era digital saat ini.

“Siswa dan mahasiswa merupakan generasi digital native yang mempunyai kemampuan adaptasi teknologi tinggi untuk membuat konten-konten kreatif yang memiliki nilai ekonomi. Ide kreatif ini memiliki potensi kekayaan intelektual yang harus dilindungi agar tidak dicuri pihak lain. Maka sangat penting memperkenalkan Kekayaan intelektual sejak dini, agar mereka menjadi generasi yang melek dengan kekayaan intelektual,” ungkapnya.

Apalagi, sambungnya, berdasarkan hasil penelitian, sebanyak 70 persen generasi milenial dan Gen Z tidak mau kerja terikat, karena mereka adalah generasi kreatif dan mandiri. “Pekerjaan-pekerjaan potensial untuk anak-anak gen Z ini sekarang seperti konten kreator, videografer, blogger dan lainnya. Kalianlah pelaku-pelakunya dan sekarang banyak orang yang membutuhkan,” imbuhnya.

Pria penggemar tenis meja ini menginagtkan, jika usahanya sudah maju dan berkembang, maka jangan langsung merasa nyaman dan aman, karena ketika usaha maju maka akan ada orang yang mencuri ide dan kreatifitas tersebut.

Namun, jika sudah mendaftar kekayaan intelektual tersebut, negara akan melindungi produk tersebut dari bajakan atau plagiat orang lain. “Kemudian, jika setiap orang mau menggunakan produk kita, maka akan menjadi cuan bagi kita dalam bentuk royalti,” tutupnya.

Dalam kurun waktu kurang lebih 4 bulan, sosialisasi Kekayaan Intelektual yang dilakukan Fajar Lase melibatkan 616 pelaku UMKM, 8 Dinas Koperasi, 73 organisasi kepemudaan, 8 kampus, 24 SLTA/sederajat dan menyerahkan 14 sertifikat KI kepada UMKM. (Rio)

spot_img
- Advertisment -spot_img

TERPOPULER

KOMENTAR TERBARU