Free Porn
xbporn
Minggu, 3 Agustus 2025
spot_img
spot_img
BerandaBeritaDJKI Tinjau Lokasi Garam Kristal Majene, Upayakan Jadi Garam Indikasi Geografis

DJKI Tinjau Lokasi Garam Kristal Majene, Upayakan Jadi Garam Indikasi Geografis

Majene-Sebagai bagian dari pelaksanaan Mobile Intellectual Property Clinic 2024 di Majene, Sulawesi Barat, Tim Ahli dari DJKI mengunjungi lokasi produksi garam di Barane untuk melihat langsung proses pembuatan garam kristal yang memiliki karakteristik unik. Garam kristal ini rencananya akan diajukan sebagai indikasi geografis oleh masyarakat perlindungan indikasi geografis garam kristal Majene.

Idris, selaku tim ahli dari DJKI, menyampaikan bahwa kunjungannya bertujuan untuk membuktikan langsung tahapan produksi garam kristal Majene dan melihat kondisi lingkungan di Barane. “Setelah melakukan pendampingan dalam penyusunan dokumen deskripsi indikasi geografis garam kristal, tim hadir secara langsung di Barane untuk mencocokkan kondisi yang ada di lapangan. Hal ini penting sebagai persiapan untuk pemeriksaan substansi atas permohonan indikasi geografis,” ujar Idris.

Dalam kunjungan tersebut, Tim DJKI langsung ditemui oleh Reni dari MPIG Garam Kristal Majene. Reni menjelaskan tahapan-tahapan pembuatan garam kristal dan upaya-upaya yang dilakukan oleh para petani garam sehingga menghasilkan garam dengan karakteristik kristal yang unik.

Kadivyankumham Kemenkumham Sulbar, Rahendro Jati, dan Analisis KI, Zeni Rukmansyah, yang mendampingi kunjungan tim DJKI, berharap garam kristal Majene ini dapat segera diproses untuk pendaftaran Indikasi Geografis. “Kami berharap, MPIG Garam Kristal Majene segera memperbaiki dan melengkapi dokumen deskripsi indikasi geografis seperti yang telah disampaikan oleh tim DJKI. Semoga garam kristal ini bisa menjadi garam indikasi geografis keempat di Indonesia setelah Garam Amed Bali, Garam Gunung Krayan, dan Garam Kusumba,” ujar Rahendro.

Di tempat terpisah, Kakanwil Pamuji Raharja memberikan apresiasi kepada MPIG Garam Kristal Majene. “Saya berharap permohonan IG untuk garam ini digarap dengan sungguh-sungguh, mengingat garam ini memiliki karakteristik yang tidak bisa ditemui di daerah lain. Selain itu, wilayah Barane, Majene, memang diperuntukkan sebagai wilayah produksi garam,” ujar Pamuji Raharja, salah satu Kakanwil di bawah kepemimpinan Menkumham Yasonna.

Kegiatan Mobile Intellectual Property Clinic dilaksanakan oleh Kanwil Kemenkumham Sulawesi Barat dengan tema “Dari Bumi Mandar Sulawesi Barat Bersinergi Lindungi Indikasi Geografis untuk Mendukung Pembangunan Berkelanjutan.” “Tema ini diusung dengan memadukan tahun 2024 sebagai tahun indikasi geografis dan tema hari ulang tahun kekayaan intelektual sedunia yang terkait dengan pembangunan berkelanjutan,” ujar Rahendro Jati saat menyampaikan laporan pelaksanaan saat pembukaan kegiatan. (Sal) 

spot_img
- Advertisment -spot_img

TERPOPULER

KOMENTAR TERBARU