Simalungun-Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Sumatera Utara menggelar Festival Toba Kaldera UNESCO Global Geopark di Open Stage, Parapat Kabupaten Simalungun, Sabtu (20/11/2021), mulai pagi hingga sore.
Ratusan peserta dari sejumlah daerah tampil dalam pawai budaya. Festival itu juga menggelar berbagai lomba. Di antaranya, tortor somba, musik tradisional, kuliner khas Toba Naniura, Lomba Geo Produk, lomba Markatapel, dan lomba menulis legenda Toba. Sebelumnya, pada 19 November 2021 berlangsung lomba menulis aksara batak di Kabupaten Toba.
Ketua Panitia Pelaksana Debbie Panjaitan, menyampaikan kegiatan tersebut menjadi festival perdana. Sejak Kaldera Toba sebagai anggota UNESCO Global Geopark tahun lalu. Karena itu berbagai upaya melestarikan kekayaan warisan dunia.
“Ini festival perdana sejak Danau Toba masuk anggota UNESCO Global Geopark. Jadi kita di sini menggelar perlombaan tarian tradisional. Ada empat puak di sekitar kawasan Danau Toba ini. Yaitu di Pakpak, Karo dan Toba. Makanya ada tiga salam kita, Mejuah-juah, Njuah-njuah dan Horas,” ujar Debbie, sekaligus sebagai sekretaris Badan Pengelola Toba Caldera UNESCO Global Geopark.
“Lomba ini juga, kita melibatkan anak-anak generasi muda, agar mereka mencintai budaya dan kearifan lokal di kawasan Danau Toba,” tambahnya.
Selain itu, festival tersebut juga memperlombakan kuliner khas Toba yakni Naniura. Lomba sudah berlangsung bersama lomba aksara Batak, dan lomba ketapel. Lomba banyak melibatkan masyarakat terutama generasi muda. Supaya dapat menularkan orang lain untuk mencintai Danau Toba dengan segala kekayaannya.
“Bagaimana kita bisa membuat orang OTG, bukan tertular virus, tetapi menjadi Orang Tertular Geopark. Karena darimana pun, Danau Toba itu cantik panoramanya, flora fauna, dan juga peninggalan sejarah serta kekayaan budayanya,” jelas Debbie sekaligus mewakili Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Sumatera Utara, Zumri Sulthony.
Kekayaan Alam Kawasan Danau Toba
Sementara itu, Ketua Harian Badan Pengelola Toba Caldera UNESCO Global Geopark, Mangindar Simbolon, menyampaikan bahwa kekayaan alam di kawasan Danau Toba perlu terkelola dengan baik.
Sebab ada unsur konservasi agar terjaga nilai dasarnya. Kemudian pendidikan edukasi kepada generasi muda sangat perlu sejak dini.
“Yang tak kalah penting juga bagaimana Geopark Kaldera Toba mendorong pemberdayaan ekonomi masyarakat. Karena itu mari kita saling mendukung agar ketiganya tercapai,” sebut Mangindar.
Pada festival tersebut, ratusan orang dari sejumlah daerah menampilkan tarian kreasi tortor Somba-Somba khas Simalungun dan Hata Sopiksik dari Toba.
Juga ada penandatanganan nota kesepahaman atau MoU antara Toba Caldera UNESCO Global Geopark dengan Geopark Nasional Silokek Sumatera Barat. (Mursal)