Free Porn
xbporn
Rabu, 12 Maret 2025
spot_img
spot_img
BerandaBeritaCuaca Ekstrem Landa Kab. Lebak, 8 Siswa Alami Luka

Cuaca Ekstrem Landa Kab. Lebak, 8 Siswa Alami Luka

Jakarta-Cuaca ekstrem melanda Kabupaten Lebak, Provinsi Banten pada Selasa, (23/11) pukul 04.00 WIB.

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lebak melaporkan, terdapat satu unit sekolah mengalami rusak berat. Sekolah dengan kondisi rapuh yang sedang melakukan aktivitas belajar mengajar. Akibatnya, delapan siswa mengalami luka ringan akibat terkena puing-puing bangunan.

Plt. Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari,   menyebutkan dalam keterangan tertulisnya, peristiwa ini terjadi setelah hujan dengan intensitas tinggi yang berujung meluapnya Sungai Rambut.

Kemudian, cuaca ekstrem itu memicu terjadinya longsor dan angin kencang di beberapa titik. Ke delapan titik lokasi bencana tersebut berada di Kecamatan Cigemblong, Kecamatan Maja, Kecamatan Bojongmanik, Kecamatan Wanasalam, Kecamatan Cikulur, Kecamatan Cihara, Kecamatan Cibeber, dan Kecamatan Panggarangan.

Selain itu, BPBD Kabupaten Lebak mencatat terdapat 44 KK menjadi korban terdampak dengan kerugian material. Yaitu berupa 35 unit rumah terendam banjir, 9 rumah mengalami rusak dengan tingkat beragam dari ringan hingga berat, 1 unit sepeda motor rusak, dan 2 ruas jalan harus terputus akibat longsor.

Merespon peristiwa ini, BPBD Kabupaten Lebak menerjunkan Tim Reaksi Cepat untuk menyambangi lokasi terdampak. Tim Reaksi Cepat melakukan koordinasi dengan instansi terkait untuk segera memberikan penanganan. Juga menurunkan alat berat ke ruas jalan warung Cibeber di Banten.

Selain itu, BPBD Kabupaten Lebak bersama Dinas PU Provinsi membersihkan material longsor yang menutup akses jala. Juga mebersihkan puing-puing material bangunan pada sekolah yang roboh.

Abdul Muhari juga mengingatkan, masyarakat dan pemerintah di tingkat Kabupaten/Kota maupun yang lebih kecil Kecamatan/Desa. Untuk selalu waspada terhadap bahaya cuaca ekstrim yang dapat memicu bencana hidrometeorologi basah berupa tanah longsor, banjir hingga angin kencang di tengah fenomena La Nina.

“Mitigasi bencana dapat dilakukan dengan cara memantau debit air Daerah Aliran Sungai. Untuk potensi banjir, terasering pada lereng berpotensi longsor, dan pengendalian pemanfaatan ruang terbuka untuk daerah resapan air,” tutupnya. (Mursal)

spot_img
- Advertisment -spot_img

TERPOPULER

KOMENTAR TERBARU