Free Porn
xbporn
Kamis, 31 Juli 2025
spot_img
spot_img
BerandaKesehatanBGSi, Inisiatif Anak Negeri untuk Cegah dan Deteksi Penyakit di Masa Depan

BGSi, Inisiatif Anak Negeri untuk Cegah dan Deteksi Penyakit di Masa Depan

Jakarta-Sebuah inovasi terbaru karya anak bangsa telah lahir untuk dunia kesehatan tanah air. Biomedical and Genome Science Initiative (BGSi) merupakan inisiatif nasional pertama untuk mendorong pemanfaatan data genomik (informasi genetik) sehingga dapat digunakan untuk mencegah dan mengobati penyakit secara tepat dan akurat. Singkatnya teknologi ini meningkatkan kualitas hidup orang per orang dengan pembiayan kesehatan yang lebih efektif dan efisien

Direktur Jenderal Farmasi dan Alat Kesehatan, L. Rizka Andalusia menyebut inisiatif ini merupakan bagian dari transformasi kesehatan pilar keenam yakni transformasi teknologi kesehatan dengan memanfaatkan informasi genomik manusia maupun virus dan bakteri. Selama masa Pandemi Covid 19 Pemeriksaan genomik ini yang kita kenal dengan pemeriksaan Whole Genome Sequencing (WGS).

“Ini adalah teknologi terbaru yang dapat membaca informasi genetik manusia, sehingga kita bisa tahu pasti sakit apa, di mana sakitnya, siapa yang sakit. Dengan demikian pencegahan pengobatannya pun nanti akan cepat dan tepat,” kata Rizka di Jakarta, Kamis (22/6/2023).

Ia menambahkan semakin cepat kita dapat mendeteksi suatu penyakit maka risiko penularan kepada orang lain dan masyarakat bisa ditekan. Ia mencontohkan penanganan penyakit Tuberkolosis (TBC). Dalam penanganannya, harus menumbuhkan kuman TBC di laboratarium, dan di Indonesia laboratorium. Sementara tidak semua lab yang bisa. Adanya WGS akan memangkas waktu tersebut lebih cepat, sehingga pengobatan bisa segera diberikan. Melalui BGSi, pemeriksaan lain dapat dilakukan untuk deteksi dini penyakit dan pencegahan penyakit degeneratif seperti kanker, stroke, jantung, diabetes, hipertensi dan demensia.

“Sekarang dengan menggunakan pendekatan pemeriksaan ini kita bisa memutus rantai yang tadinya membutuhkan waktu empat minggu, dalam waktu 1 hari bisa dapat informasi bahwa kumannya itu punya kemungkinan resisten terhadap obat TBC yang ada,” terang Rizka.

Saat ini BGSi sudah dilaksanakan di sembilan rumah sakit yang menjadi rumah sakit rujukan sekaligus pengampuan nasional yakni RSUPN Cipto Mangunkusumo (diabetes), RS Dharmais (kanker), RS Pusat Otak Nasional (stroke), RSPI Sulianti Saroso (TBC), RSUP Persahabatan (Penyakit menular TB), RS Ngoerah (wellness and beauty), RS Sardjito (penyakit genetik/penyakit langka), RSJPD Harapan Kita (Penyakit jantung) serta RSAB Harapan Kita (kesehatan ibu dan anak). Seluruhnya telah dilengkapi dengan mesin-mesin sequencing yang mampu memproses ratusan sampel setiap minggu.

“Data-data sequencing ini dikerjakan di Indonesia, tidak ada sampel yang dikirim keluar dari negara ini, semuanya pemeriksaan dan analisis data dilakukan di Indonesia, untuk penyimpanan data, Kemenkes juga bekerjasama dengan BSSN,” pungkas Rizka. (Ina)

spot_img
- Advertisment -spot_img

TERPOPULER

KOMENTAR TERBARU