Free Porn
xbporn
Rabu, 12 Maret 2025
spot_img
spot_img
BerandaBeritaBripka Joko Hadi, Polisi Penggali Kubur Gratis untuk Warga Miskin

Bripka Joko Hadi, Polisi Penggali Kubur Gratis untuk Warga Miskin

Jakarta-Di balik seragam dinasnya sebagai anggota Polsek Samarinda Ulu, Polresta Samarinda, Bripka Joko Hadi Aprianto memiliki pengabdian lain yang jarang diketahui banyak orang. Selama bertahun-tahun, ia mendedikasikan dirinya sebagai penggali bagi warga miskin di Samarinda, Kalimantan Timur—tanpa meminta bayaran.

Bripka Joko sudah hampir 24 tahun menjadi penggali kubur, bahkan jauh sebelum ia bergabung dengan kepolisian. Ia mulai melakukannya sejak duduk di bangku kelas 2 SMP untuk membantu perekonomian keluarga.

“Bapak saya juga polisi, tapi hanya tamtama. Anak bapak ada tujuh, saya anak keempat. Waktu itu gaji polisi nggak besar, jadi saya cari tambahan sendiri,” kenangnya dilansir dari laman humas.polri.go.id, Senin (10/2/2025).

Saat masih SMP, upahnya sebagai penggali kubur berkisar Rp 20.000 hingga Rp 35.000. Setelah menjadi polisi pada 2005, ia tetap melanjutkan pekerjaan tersebut. Kini, sudah lima tahun ia menjabat sebagai ketua pemakaman di sekitar tempat tinggalnya.

Sebagai ketua, ia bertanggung jawab mengelola lahan kuburan, menggaji tim penggali, hingga memastikan warga miskin tetap bisa dimakamkan tanpa biaya. Selain mengurus lahan pemakaman milik Pemkot Samarinda, Bripka Joko juga mewakafkan tanah pribadinya untuk pemakaman umum.

“Tanah wakaf itu warisan dari almarhum bapak. Daripada dibiarkan, saya jadikan amal untuk beliau,” tuturnya.

Bripka Joko menggratiskan jasa penggalian kubur bagi warga kurang mampu. Meski tak meminta bayaran, ia tetap membayar tim penggali dari uang pribadinya.

“Kalau warga kurang mampu, pasti saya gratiskan. Tapi orang-orang yang bekerja menggali tetap harus digaji. Kalau keluarga almarhum punya rezeki lebih, biasanya ada yang memberi Rp 300.000, Rp 500.000, bahkan pernah sampai sejuta. Tapi kalau yang tidak mampu, benar-benar gratis,” jelasnya.

Ketulusannya dalam membantu warga tak hanya terlihat dari penggalian kubur. Bripka Joko juga beberapa kali menolak penghargaan pribadi, termasuk kesempatan sekolah perwira dari Kapolri Jenderal Pol. Listyo Sigit Prabowo, demi satu permintaan: tanah wakaf untuk pemakaman.

“Sejak 2014 saya selalu berharap dapat tanah wakaf untuk kuburan warga. Penghargaan dari wali kota saya tolak, sekolah perwira gratis dari Kapolri saya tolak. Saya hanya minta tanah wakaf, bukan untuk saya pribadi, tapi untuk warga,” tegasnya.

Baginya, pengabdian ini bukan tentang keuntungan duniawi. “Kalau hitungan dunia, saya rugi. Tapi hadiahnya surga, bukan kipas angin,” kata Bripka Joko, tersenyum.

Bripka Joko berharap ada pihak yang mau membantu menyediakan lahan tambahan untuk pemakaman. Menurutnya, kebutuhan akan tempat peristirahatan terakhir semakin mendesak, dan ia siap terus mengabdi demi kepentingan masyarakat.

Dedikasi Bripka Joko dalam membantu sesama membuatnya diusulkan sebagai kandidat Hoegeng Awards 2025 oleh Hendy Saputra, warga Samarinda Kota yang mengenalnya saat menjadi pemandu umrah untuk rombongan Bripka Joko tahun lalu.

“Pak Joko itu salah satu jemaah kami tahun lalu. Profesi beliau memang polisi, tapi orang-orang lebih mengenalnya sebagai penggali kubur, seorang relawan,” ujar Hendy, Senin (10/2/2025).

Hendy menilai Bripka Joko sebagai sosok polisi yang istimewa. Selain dermawan, ia juga dikenal ramah dan mudah bergaul. Saat umrah, Bripka Joko bahkan spontan mengambil peran sebagai pemimpin rombongan.

“Beliau nggak ada latar belakang sebagai tour leader, tapi saat di Mekkah-Madinah, beliau dengan senang hati membimbing jemaah lain,” tambah Hendy. (Sal)

spot_img
- Advertisment -spot_img

TERPOPULER

KOMENTAR TERBARU